Sukses

Menkes: Pencegahan Stunting Dilakukan Lintas Kementerian

Berdasarkan data pada 2013, tercatat 37,2 persen rata-rata anak di Indonesia mengalami stunting.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek memastikan, Kampanye Nasional Pencegahan Stunting akan dilakukan oleh lintas kementerian. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak usia bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis.

"Itulah mengapa pentingnya lintas kementerian," kata Nila di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (16/9/2018).

Nila mengatakan, Kemenkes bisa bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk memantau masyarakat yang masih bermasalah dengan stunting.

"Tentunya kita bisa bekerjasama di sini," ucap Nila.

Dia menuturkan, berdasarkan data pada 2013, tercatat 37,2 persen rata-rata anak di Indonesia mengalami stunting. Artinya, empat dari 10 anak Indonesia sudah terkena stunting.

Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa melawan stunting ini sangat penting. Sehingga, nantinya menghasilkan anak-anak berkualitas yang terbebas dari stunting.

"Kita harus menjaga ketahanan negara kita dimulai dari keluarga. Untuk itu stunting ini tentu tidak boleh terjadi," tandas Nila.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran Orangtua

Nila mengatakan, orangtua dapat menekan jumlah penderita stunting bila menyadari pentingnya masa kritis yakni seribu hari kehidupan. Itu berarti dari periode dalam kandungan sampai usia dua tahun.

Pada masa itu, orangtua dapat mencegah stunting dengan memperhatikan gizi anak-anaknya.

"270 hari ditambah 730 hari merupakan masa kritis. Anak kami harus diberikan ASI esklusif atau makanan penganti yang tepat," ujar dia.

Nila menyebut orangtua mesti memberikan makanan memiliki gizi seimbang, antara lain mengandung banyak protein. Kandungan itu terdapat di daging atau ikan. Namun celakanya, masih ada orangtua yang tidak memberikan ikan.

"Katanya nanti anaknya bau amis padahal ikan itu proteinnya tinggi bagus sekali dan mudah di dapat. Dan menurut saya di bandingkan daging jauh lebih murah," tutup dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.