Sukses

Tilang Elektronik Diuji Coba Oktober

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf mengatakan, tilang elektronik untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota yang semakin parah.

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI Jakarta sepakat menerapkan Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE), atau sebuah sistem elektronik pengawasan dan penegakan hukum lalu lintas, atau biasa disebut tilang elektronik. Tilang elektronik akan diberlakukan pada Oktober 2018.

"Rencana memang kita kemarin, tanggal 22 September kita launching, tapi karena ada beberapa kegiatan Asian Games dan sebagainya. Jadi kita undur lagi, kemungkinan besar paling lambat, Oktober. Harus bisa laksanakan ini," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf di Jakarta, Jumat (14/9/2018).

"Kita Oktober uji coba sambil sosialisasi. Satu bulan kemudian penerapan penegakan," sambungnya.

Yusuf mengatakan, tilang elektronik untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota yang semakin parah. Diharapkan dengan sistem ini, masyarakat lebih taat kepada peraturan lalu lintas.

Dia mengatakan, penerapan tilang elektronik ini akan bertahap. Nantinya, Jalan Sudirman-MH Thamrin akan dicoba menjadi percontohan.

"Memang tadi kita susah koordinasi dengan Dishub juga, jadi kalau memang target kita Sudirman dan Thamrin dulu, kita protokol dulu. Seperti waktu kita melaksanakan ganjil-genap. Kan Sudirman-Thamrin dulu. Protokol dulu. Ini terpantau oleh semua kalangan, semua lapisan masyarakat. Dan ini jalan ini, melalui jalan ini dari kota maupun luar kota melalui jalan ini," pungkas Yusuf.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Diberlakukan di Negara Lain

Ditlantas Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta sepakat menerapkan Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE). 

Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusuf, sebenarnya menyayangkan sistem ini baru akan diterapkan di Jakarta. Sebab banyak negara maju sudah lebih dulu memberlakukannya.

"Kita baru menggunakan kamera, kamera pun kita baru mulai, tapi enggak apa-apa meskipun terlambat kita harus jalan, dan sudah dikoordinasikan dengan instansi terkait yang penting jalan dulu. Nanti kalau ada kekurangan diperbaiki," kata Yusuf.

 

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.