Sukses

Rumah Eko Bandung Terkurung Tembok Tetangga

Rumah Eko mulai terkurung tembok tetangga sejak 2016. Eko mengaku berbagai upaya ditempuh untuk mencari solusi.

Liputan6.com, Bandung - Rumah Eko Purnomo yang berada di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Jawa Barat, mendadak viral dan menjadi perbincangan warganet di media sosial. Kediaman pria berusia 37 tahun itu yang beralamat di Kampung Sukagalih, RT 05/06, Desa Pasirjati, bernasib mengenaskan.

Ibarat permainan Pac-Man asal Jepang, tokoh berwarna kuning terkurung dan terpojok oleh empat hantu yang mengejarnya. Pac-Man tak bisa mencari jalan atau menemui kebuntuan, sehingga permainan harus berakhir atau diulang.

Begitu pula dalam dunia nyata, rumah Eko terkurung. Sang pemilik tak memiliki akses jalan keluar-masuk rumah karena tertutup tembok rumah tetangga.

Bagaimana kronologi hingga rumah Eko tersebut tidak lagi mempunyai akses jalan? Bagaimana pula upaya mencari solusinya? Simak Infografis berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Coba Mengadu ke Presiden

Rumah Eko mulai terkurung tembok tetangga sejak 2016. Eko mengaku berbagai upaya ditempuh untuk mencari solusi. Bahkan, ia berusaha mengadu ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat kunjungan ke ke Bandung, pada 2017.

"Pas Beliau lewat, saya lempar surat. Suratnya sekarang memang sudah enggak ada. Waktu itu ditulis tangan," kenang Eko, Selasa, 11 September 2018.

Aksi nekatnya diketahui Paspampres. Eko pun lari terbirit-birit sambil mencari lokasi persembunyian. "Saya sampai ngumpet di toilet Dukomsel daerah Dago. Ada setengah jam saya enggak berani keluar," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Tawarkan Rumah di Media Sosial

Eko pun mencoba menjual rumah miliknya melalui penawaran di laman media sosial. Dia mendeskripsikan rumahnya itu dijual dengan harga di bawah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) dan diberi penjelasan tak ada akses jalan.

"Saya tawarkan Rp 150 juta di bawah NJOP tanpa akses jalan. Setelah itu komentarnya beragam. Ada yang bersimpati, tapi ada juga yang mencibir karena tidak ada akses jalan. Tapi itu kenyataan," kata Eko.

Camat Ujungberung Taufik Hidayat pun berjanji menyelesaikan persoalan ini agar tidak berlarut lebih lama. Saat mediasi, sejumlah solusi ditawarkan, namun semuanya masih tahap proses dan kesepakatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.