Sukses

BNPT Beberkan Pola Penyebaran Radikalisme di Lingkungan Pendidikan

Menurut dia, salah satu modus operandi penyebaran paham radikal adalah dengan memanfaatkan kesempatan penerimaan mahasiswa baru.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius membeberkan pola penyebaran radikalisme kepada para guru besar dan pejabat struktural Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia.

"Saya diminta untuk memberikan pemahaman yang utuh bagaimana paham-paham itu bisa masuk ke dalam lingkungan pendidikan," ujar Suhardi seperti dikutip Antara, Selasa (21/8/2018).

Menurut dia, salah satu modus operandi penyebaran paham radikal adalah dengan memanfaatkan kesempatan penerimaan mahasiswa baru.

"Pihak fakultas harus bisa mengidentifikasi dan melaporkan jika menemukan setiap fenomena dan gejala-gejala yang tidak bagus dalam proses belajar mengajar yang ada di lingkungan pendidikan khususnya FEB ini," katanya.

Pada kesempatan itu, Kepala BNPT juga memberikan pembekalan tentang radikalisme kepada sekitar 400 mahasiswa baru FEB UI.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bentuk Keprihatinan

Dekan FEB UI Profesor Ari Kuncoro mengatakan, penjelasan Kepala BNPT itu untuk menjawab keprihatinan para akademisi khususnya yang ada di lingkungan FEB UI mengenai berkembangnya radikalisme di lingkungan perguruan tinggi yang sering dibicarakan akhir-akhir ini

"Dengan penjelasan lengkap dari Kepala BNPT tadi maka kami ingin mencegahnya langsung dari sumbernya bahwa yang namanya radikalisme dan terorisme itu asalnya dari intoleransi," kata Ari.

Menurut dia pelajaran kebangsaan seperti Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dan mata kuliah Pancasila serta Kewiraan perlu diajarkan lagi.

"Karena kita bangsa yang majemuk maka salah satu syarat untuk bisa eksis itu adalah toleransi," pungkas Ari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.