Sukses

Cerita di Balik Pawai Anak-Anak Bercadar dan Bawa Senjata di Probolinggo

Kepala Sekolah TK Kartika V-69, Hartatik, menjelaskan busana dan atribut yang digunakan oleh anak-anak tersebut murni hanya untuk pawai semata.

Liputan6.com, Jakarta - Pawai anak-anak bercadar dan membawa replika senjata saat HUT ke-73 RI sempat membuat heboh. Warganet berpendapat kostum tersebut mirip dengan kelompok sipil bersenjata.

Kepala Sekolah TK Kartika V-69, Hartatik menjelaskan, busana dan atribut yang digunakan oleh anak-anak tersebut murni hanya untuk pawai semata, tanpa ada niat terkait radikal. Kostum tersebut, kata dia, merupakan properti bekas yang sudah tersedia dan tersimpan di sekolah. Berbusana tersebut seadanya untuk meminimalisasi biaya.

"Kami tidak ada niat apa-apa, apalagi menanamkan jiwa kekerasan. Semua hanya niat pawai dengan memanfaatkan properti yang ada sehingga lebih hemat," kata Hartatik usai dimintai keterangan oleh polisi di Mapolres Probolinggo Kota, Minggu, 19 Agustus 2018.

Hartatik mengaku anak didiknya berbusana seperti itu untuk menyesuaikan tema yakni "Perjuangan Bersama Rasulullah untuk Meningkatkan Iman dan Taqwa". Ia pun meminta maaf atas kesalahannya tersebut yang telah membuat geger dunia maya.

"Atas kejadian ini, saya meminta maaf kepada masyarakat. Kami berjanji untuk tak mengulangi hal yang sama," tuturnya.

Sementara itu, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Alfian Nurrizal, menjelaskan, video dan foto yang beredar di dunia maya hanyalah potongan kecil. Dalam video yang utuh, berurutan dari depan ada pembawa papan nama TK Kartika V-69, bendera Indonesia, pasukan bersorban, Raja Salman, dan ratu dalam kereta kencana.

Lalu di belakang masih ada pasukan berkuda dan onta, disusul miniatur Kakbah. Baru setelah itu, ada pasukan berjubah dengan cadar dengan membawa replika senjata laras panjang. "Dengan hal ini, kami berharap tidak ada kontroversi lagi," kata perwira asal Sumenep ini.

TK Kartika yang terletak di Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggu, itu berada dalam naungan Kodim 0820 Probolinggo. Bahkan lokasi sekolah, berada dalam kompleks Makodim setempat.

"Kami tidak tahu kalau TK ini menggunakan atribut seperti itu. Mereka tidak koordinasi sebelumnya, tahu-tahunya begini," ujar Dandim 0820 Letkol Kav Depri Rio Saransi.

Atas hal itu, pihaknya atas nama Kodim 0820 Probolinggo meminta maaf pada masyarakat. Kodim juga akan menyiapkan sanksi.

"Akan kami siapkan sanksinya, berupa administrasi," jelas Dandim.

Pawai Budaya yang digelar pada Sabtu, 18 Agustus 2018 pagi dengan rute Jl Panglima Sudirman (depan Pemkot) – Jl.  Suroyo – pawai itu diikuti 158 anak kelompok bermain (KB) dan taman kanak-kanak (TK). Salah satu TK menampilkan anak-anak berpakaian hitam bercadar dan membawa replika senjata laras panjang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hati-Hati Pakai Alat Peraga pada Anak-Anak

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy, meminta pendidik lebih berhati-hati mengenalkan alat peraga pendidikan kepada siswa.

"Yang kemudian menjadi kontroversi adalah yang bercadar bukan dari depannya. Terlepas dari itu, kita memang harus cermat terhadap anak didik kita, harus proporsional, kapan anak didik kita dikenalkan dengan properti-properti tertentu dan mana yang belum dikenalkan," ujarnya.

Muhadjir mengimbau warga menghentikan tudingan buruk atau bahkan hujatan-hujatan, terkait pawai anak bercadar, saat perayaan kemerdekaan itu.

"Dalam kunjungan on the spot ini, saya mengimbau kepada siapa pun yang masih menganggap ada masalah ya harus diluruskan. Bahwa, tidak ada niat sama sekali, terutama dalam ajaran-ajaran yang berkaitan dengan pemahaman-pemahaman yang berbahaya. Hal itu semata di luar perhitungan," ungkap Muhadjir.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.