Sukses

Buru Tiket Pulang, Penumpang KRL Mengular di Stasiun Gondangdia

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik Sejak Sabtu 21 Juli.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) melakukan pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik Sejak Sabtu 21 Juli. Penumpang KRL pun tak dapat menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik dari bank.

Sebagai gantinya, PT KCI memberlakukan tiket kertas seharga Rp 3 ribu ke semua tujuan. Penumpukan penumpang yang antre membeli tiket kertas di sejumlah stasiun pun tak terhindarkan.

Pantauan Liputan6.com, Senin (23/7/2018) pukul 08.57 WIB, antrean panjang pembelian tiket kertas terjadi di Stasiun Gondangdia. Antrean mengular dari loket pembelian tiket hingga ke tangga naik stasiun.

Mereka yang mengantre kebanyakan adalah para penumpang yang baru saja tiba. Mereka rela kembali antre untuk membeli tiket kertas yang akan digunakan saat pulang sore nanti.

"Biar nanti pulang tinggal masuk saja ga antre beli tiket lagi," ujar salah satu penumpang.

Petugas loket sempat mengimbau agar penumpang tidak membeli tiket kertas untuk pulang terlebih dahulu. Pembelian tiket kertas diutamakan untuk penumpang yang melakukan perjalanan pagi ini saja.

"Kalau nanti siang atau sore sistem kartu sudah normal, tiket kertas ini tidak bisa diuangkan kembali. Jadi lebih baik para penumpang tidak membeli tiket pulang untuk sore terlebih dahulu," imbau petugas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Permohonan Maaf PT KCI

VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa sebelumnya memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami seluruh pengguna KRL selama masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik.

"Permintaan maaf khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," ungkap Eva.

Sistem tiket elektronik KRL, kata dia, telah berjalan sejak Juli 2013 atau lima tahun yang lalu. Pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan yang berlangsung saat ini tidak dapat dihindari untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang.

Pembaharuan sistem dan pemeliharaan dilakukan sejak Sabtu 21 Juli 2018. "Sebagai bentuk mitigasi jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin 23 Juli 2018 transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir," ujar Eva.

Rp 3 Ribu Per TiketIa mengungkapkan, tiket kertas dijual seharga Rp 3 ribu ke semua stasiun tujuan. Untuk mempercepat proses transaksi pengguna KRL dihimbau untuk menyiapkan uang tunai sesuai tarif tiket kertas.

"Prosedur pembeliannya, pengguna dapat mengantri di loket maupun pada petugas di luar loket yang melayani pembelian tiket kertas ini. Satu tiket kertas hanya dapat digunakan oleh satu orang pengguna untuk satu kali perjalanan KRL. Di stasiun awal, tiket kertas perlu diperlihatkan kepada petugas untuk ditandai bahwa tiket tersebut telah terpakai dan selanjutnya disimpan oleh pengguna jasa sebagai tanda bukti perjalanan," Eva memungkas.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.