Sukses

Cuaca Buruk Nelayan Tak Melaut, Menhub Siapkan Program Padat Karya

Cuaca buruk yang saat ini melanda perairan Indonesia membuat para nelayan terpaksa berhenti melaut.

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca buruk yang saat ini melanda perairan Indonesia membuat para nelayan terpaksa berhenti melaut. Otomatis pendapatan mereka berkurang karena mata pencariannya hanya berasal dari hasil tangkapan ikan laut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, pihaknya tidak akan membiarkan para nelayan yang berhenti melaut kehilangan pendapatan mereka. Dia menyebutkan akan mengadakan program padat karya untuk para nelayan yang terkena dampak cuaca buruk untuk memastikan kebutuhan mereka tercukupi.

"Memang ada kekhawatiran dengan ombak relatif panjang di Selatan mengakibatkan kemungkinana adanya nelayan tidak melaut. Kemenhub akan melakukan program padat karya di Selatan Jawa dan Sumatra," kata Menhub Budi di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/7/2018).

Dia mengungkapkan, Kemenhub akan bekerja sama dengan kementerian lain yaitu Kementerian Desa dan Kementerian Sosial.

Dia menjelaskan, rencananya, program padat karya yang dilakukan ada berbagai macam.

"Padat karya ada yang memperbaiki pantai, selokan, membuat keramba. Intinya saudara kita (nelayan) itu mendapatkan gaji dengan bekerja yang bermanfaat untuk masyarakat," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Daerah Prioritas

Ada beberapa daerah yang akan menjadi prioritas padat karya tersebut, yaitu daerah yang terdampak langsung cuaca buruk seperti.

"Ini akan lebih masif maka kami akan mulai minggu lalu secara intensif tapai secara random, daerah nelayan seperti Pangandaran, Sukabumi dan sebagainya yang kita akses lebih dulu."

Sayangnya, Menhub Budi belum bisa merinci secara detail anggaran yang akan dialokasikan untuk program tersebut. Sementara upah yang akan diterima nelayan akan berbeda di masing-masing daerah.

"Pendapatannya sama disesuaikan dengan daerah. Pendapatan daerah harian berapa apakah Rp 50.000, Rp 75.000 apakah Rp 100.000 itu akan disesuaikan dengan daerah masing-masing," Budi Karya memungkasi.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.