Sukses

Temui Ketum PBNU, Prabowo: Hanya Silaturrahmi Bulan Syawal

Prabowo enggan membeber ketika ditanya awak media terkait apakah pertemuannya itu berkaitan dengan pembahasan pendampingnya di Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Senin malam ini. Prabowo, mengaku pertemuan hanya silaturahmi sebab masih di bulan Syawal.

"Sudah niat lama ingin lebaran, ingin silaturahmi. Pas kebetulan ini kan masih Syawal ya. Alhamdulillah. Itu intinya, dan meneruskan persahabatan lama," ujar Prabowo di Kantor PBNU Jakarta Pusat, Senin (16/7/2018).

Dia pun enggan membeber ketika ditanya apakah pertemuannya itu terkait pembahasan pendampingnya di Pilpres 2019.

Namun Prabowo Subianto tertawa keras ketika Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani ikut menjawab pertanyaan terkait apakah pertemuan itu terkait cawapres yang akan mendampingi Prabowo nanti dengan

"Ada di kantong Pak Said," kata Muzani.

Prabowo Subianto menemui Said ditemani beberapa pengurus Partai Gerindra. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup di lantai 3 kantor PBNU.

Prabowo pun mengaku bahwa pertemuan sekaligus konsultasi dengan Said Aqil terkait dengan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dirinya meminta masukan Said Aqil terkait siapa kira-kira yang pantas jadi cawapresnya nanti.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas Cawapres

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengakui bahwa Prabowo Subianto akan menkonsultasikan cawapres yang akan mendampinginya kepada dirinya.

Namun Said Aqil mangatakan, hingga saat ini belum ada nama untuk cawapres Prabowo yang dikonsultasikan kepadanya. 

"Nanti kalau beliau memutuskan siapa cawapresnya akan meminta masukan dari saya," ujar Said Aqil.

Said Aqil menilai hal tersebut wajar karena NU memiliki massa yang besar.

"Secara logika, real, kita punya massa besar. Karena itu pilihannya supaya tidak minimal tidak bertentangan dengan mayoritas umat islam," ucapnya menjelaskan.

Selain itu dia menuturkan bahwa dalam perbincangannya dengan mantan Danjen Kopassus itu, dirinya menyampaikan pesan kepada Prabowo terkait sikap NU. Ini termasuk soal NU secara tegas menolak jika agama dijadikan alat politik.

Menurutnya, apapun alasannya, agama tidak boleh dijadikan komoditas politik untuk kepentingan golongan tertentu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.