Sukses

Terjadi Kecurangan Saat Tes Masuk STAN, Pelakunya Anak Pejabat

Calon peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru melakukan kecurangan saat tes dengan memasang kamera kecil di lengan baju. Kamera itu terhubung dengan gawai.

Jakarta - Panitia seleksi penerimaan mahasiswa baru membongkar praktik curang yang terjadi di Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Administrasi Negara (PKN STAN).

Disebutkan, aksi curang dilakukan lima peserta yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru di PKN STAN Makassar, Sulawesi Selatan.

Kelima peserta itu tak bisa berkutik ketika aksinya terbongkar saat mengikuti tes.

Aksi culas mereka sempat lolos dari pemeriksaan sebelum tes. Modusnya cukup rapi dan terbilang profesional. Mereka menggunakan kamera mini atau spy camera yang terhubung dengan gawai (smartphone).

Kepala Kantor Regional IV Makassar, Badan Kepegawaian Negara (BKN) Sayadi membeberkan, mereka memasang kamera kecil di lengan baju. Kamera itu terhubung dengan gawai yang diselipkan dalam pakaian dalam.

"Kamera ini fungsinya untuk menyorot soal di layar monitor. Gambar yang terekam kamera tersebut terhubung ke gawai yang sudah disetel khusus. Hasil rekaman itu juga terhubung dengan gawai yang dikendalikan orang luar," beber Sayadi kepada JawaPos.com Group, Selasa, 3 Juli 2018.

Ponsel mereka, lanjut Sayadi, terhubung dengan aplikasi WhatsApp. Setelah itu, ada beberapa rangkaian kabel dari ponsel yang terhubung ke telinga peserta.

"Jadi semua sudah lengkap. Kamera itu menghubungkan orang yang akan memberikan jawaban yang terhubung lewat ponsel. Jadi yang jawab ini dari luar," ungkapnya.

Aksi peserta tersebut terbongkar saat mengikuti tes masuk PKN STAN 29 Juni dan 2 Juli 2018. Namun karena untuk kepentingan pengembangan, BKN baru merilis peristiwa ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelaku Anak Pejabat

Beberapa pelaku diketahui anak pejabat daerah. Salah satunya dari Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Identitas mereka masih dirahasiakan dengan alasan masih pengembangan.

Sayadi mengakui, aksi ini memang sempat tak terpantau pemeriksa. Apalagi peserta perempuan ini mengenakan jilbab, sehinga semua tertutup. Kameranya sangat kecil. Sesaat sebelum tes dimulai, peserta yang berlaku curang tersebut sempat izin keluar ke kamar kecil.

Aksi mereka baru ketahuan ketika ponsel salah satu peserta berbunyi saat mengikuti tes. Pengawas pun langsung memeriksa, dan ternyata di balik pakaian dalam mereka ada perangkat khusus yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang luar.

Sayadi meyakini, aksi curang ini berjaringan. Karena itu pihaknya melaporkan tindakan tersebut ke Polda Sulsel agar ditindaklanjuti. Calon pelajar ikatan dinas yang berbuat curang ini pun langsung dinyatakan gugur, tak lagi bisa ikut seleksi lanjutan yang dilakukan secara online.

Sayadi mengatakan, kasus ini menjadi pelajaran agar ke depannya pengawas lebih selektif lagi dalam pemeriksaan.

"Secara nasional ada 5 ribu formasi yang disedikan. Kebetulan tesnya di tempat kami. Makanya kami yang awasi pelaksanaan tes untuk sistem CAT," tambahnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, sejauh ini penyidik masih menelusuri terkait laporan kecurangan peserta tes di STAN. "Perbuatan itu merupakan penipuan lantaran berbuat curang. Kita proses orangnya," kata dia.

Termasuk, lanjut Dicky, penyidik akan menelusuri jaringannya dengan menggunakan Cyber Crime Polda Sulsel.

"Akan ditelusuri semua mulai dari siapa dia temani berkomunikasi. Jangan sampai juga ada orang dalam," jelasnya.

 

Baca Berita Menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.