Sukses

Kemendagri Petakan Daerah Rawan di Pilkada Serentak

Ia menjelaskan terhadap calon kepala daerah tunggal berpotensi memobilisasi aparatur sipil negara

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri memetakan daerah rawan saat Pilkada, 27 Juni 2018 mendatang. Menurut kepala sub Direktorat Fasilitasi Peningkatan Demokrasi Direktur Jenderal politik dan Pemerintahan Umum, Rahmat Santoso mengatakan daerah rawan saat Pilkada mendatang adalah daerah dengan calon kepala daerah tunggal ataupun hanya ada dua pasangan calon.

Ia menjelaskan terhadap calon kepala daerah tunggal di Pilkada berpotensi memobilisasi aparatur sipil negara, sementara terhadap daerah yang hanya memiliki dua pasangan calon dikarenakan tidak ada alternatif lain dan hanya terkonsentrasi satu di antara dua pasangan calon.

"Banyak pertimbangan kalau head to head itu pasti berhadap-hadapan langsung walaupun ini belum tentu konflik tapi kita antisipasi kalau yang calon tunggal kerawanannya untuk memobilisasi," ujar Rahmat di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6).

Meski sudah memetakan daerah rawan, Rahmat mengaku belum ada peristiwa atau gejolak signifikan jelang tiga hari sebelum pelaksanaan Pilkada.

Selain itu sebagai langkah preventif lain, Rahmat mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi guna memantau kondisi di dunia maya.

"Biasanya kita koordinasi kalau kasus hoaks dengan Kominfo yang jelas cipta kondisi itu yang kita lakukan bahwa hoaks isu SARA dan sebagainya pendidikan politik, bagaimana masyarakat bagaimana pun semua itu ada di tangan kita hp ini kalau tidak usil ya selesai," ujarnya.

Diketahui, Rabu 27 Juni sebanyak 171 daerah melaksanakan Pilkada serentak dan telah memasuki masa tenang. Sementara sebesar 83 persen anggaran telah terealisasi untuk pembiayaan pelaksana Pemilihan Umum seperti KPUD dan Bawaslu daerah.

 

Reporter : Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.