Sukses

Kakorlantas: Arus Mudik dan Balik Lebaran 2018 Sudah Lebih Baik

Tak hanya itu, Royke juga menyebut angka kecelakaan pada mudik dan balik kali ini menurun 20 persen.

Surabaya - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Polisi Royke Lumowa mengatakan, secara keseluruhan arus mudik dan balik Lebaran 2018 lebih lancar dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kami masih melakukan rekayasa-rekayasa, karena di rest area sampai sekarang masih ada antrean. Kami berlakukan contraflow setelah sebelumnya kami berlakukan one way untuk Jakarta-Cikampek, mundur sampai Palimanan," katanya kepada Suara Surabaya, Selasa sore 19 Juni 2018.

Tak hanya itu, Royke juga menyebut angka kecelakaan pada mudik dan balik kali ini menurun 20 persen.

"Yang meninggal hanya 40 persen (dari total jumlah korban kecelakaan,red). Semoga sampai akhir masa mudik dan balik lebaran kali ini tidak bertambah," katanya.

Berkaca dari kasus Brebes Exit yang mana kemacetan arus mudik dan balik lebaran 2016 silam mengakibatkan korban meninggal dan menjadi perhatian dunia, Royke mengatakan, perbaikan-perbaikan telah dilakukan baik oleh Pemerintah maupun Polri.

"Pasti kasus Brexit itu menjadi bahan evaluasi. Itu kan 2016, ya. 2017 lalu sudah diperbaiki. Sekarang terus diperhatikan sampai penggalan-penggalan tol fungsional akan terus di fungsikan. Lumayan tol fungsional sudah bisa mengurangi kepadatan," katanya.

Polri, kata Royke, akan terus mengupayakan yang terbaik dan melayani sebaik-baiknya agar arus balik yang tersisa pada lebaran kali ini berjalan lebih lancar. Dia juga mengaku mengikuti terus laporan dari lapangan tentang berbagai situasi lalu lintas yang terjadi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan Tol Fungsional

Keberadaan tol fungsional yang menjadikan jalan tol saat ini terkoneksi sehingga memiliki rute yang lebih panjang justru menjadi tantangan bagi kepolisian. Menurut Royke, secara umum pengamanan lebaran ini sebenarnya bergantung pada kesadaran berlalu lintas masing-masing pengendara atau pemudik.

"Infrastruktur sudah, rekayasa juga sudah. Faktor yang paling besar sebenarnya adalah kesadaran berlalu lintas tadi. Kita mau arogan di jalan raya, tidak sabaran, atau cepat kecapaian, itu semua berawal dari persiapan dan sikap pengendara. Makanya, mengecek kendaraan sebelum melakukan perjalanan itu juga penting," katanya.

Selain tantangan tersebut, Royke juga mengakui, polisi juga berhadapan dengan tantangan masa mudik dan balik lebaran yang masih dalam masa yang tidak terlalu lama dengan peristiwa terorisme, terutama yang terjadi di Surabaya, serta penindakan terhadap terorisme yang telah dilakukan oleh Polri.

"Di lapangan, petugas harus memproteksi diri masing-masing. Satu polisi diawasi polisi yang lain. Senjata lengkap, body armor antipeluru juga dipakai. Semua kewaspadaan ditingkatkan, terutama berkaitan dengan ancaman terorisme," katanya.

 

Baca berita suarasurabaya.net lainnya di sini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.