Sukses

Novel Baswedan Mengaku Masih Dapat Ancaman Sepulang dari Singapura

Setelah diserang air keras April 2017, penyidik senior KPK, Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk pengobatan intensif.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah diserang air keras  April 2017, penyidik senior KPK, Novel Baswedan dibawa ke Singapura untuk pengobatan intensif. Penyerangan oleh orang tak dikenal itu sampai saat ini belum berhasil diungkap kepolisian.

Setelah hampir setahun menjalani pengobatan, pada 22 Februari lalu Novel Baswedan kembali dari Singapura dan disambut secara khusus di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.

Kendati peristiwa tersebut telah merusak kedua matanya, Novel tak bebas dari ancaman. Setelah kepulangan pertama dari Singapura, Novel mengaku masih mendapat teror.

"Secara pribadi saya itu sebetulnya enggak pernah membawa masalah ini ke pribadi. Bisa bayangkan emang enak enggak bisa lihat? Itu pun saya pulang dari Singapura saya masih diancam kok. Saya pulang hari pertama 22 Februari pelakunya ada di depan situ," kata Novel Baswedan di rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (17/6/2018).

Menurutnya ancaman yang masih membuntutinya itu tak mungkin akan terjadi jika kepolisian serius mengungkap kasus ini.

"Polisi itu kan institusi yang baik, yang terhormat. Kalau terus ada orang yang berperilaku begitu kan ya enggak baiklah, dan enggak boleh dibiarkan," jelasnya.

Novel menduga sejak awal ada keterlibatan petinggi kepolisian dalam kasus ini. Ia pun telah menyampaikan nama petinggi tersebut kepada pihak terkait. Nama petinggi itu memang tak disebutkan dalam BAP, tapi ia pernah menyampaikan ke pihak terkait.

"Dalam BAP tidak pernah. Tapi kalau penyampaian pernah saya kira," kata Novel Baswedan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dugaan Keterlibatan Petinggi Polri

Ia menyampaikan terkait dugaan keterlibatan petinggi kepolisian itu sebagai informasi awal bagi petinggi negeri bahwa ini bukanlah masalah biasa. Bukti juga menurutnya telah cukup karena penyerangan terhadap dirinya dan beberapa pegawai KPK lainnya bukan cuma sekali.

"Ada ancaman pembunuhan terhadap pegawai KPK dan itu direkam. Dan ada serangan lainnya seperti menyerang tempat sebangsa safehouse-nya KPK. Pernah juga ada yang melakukan penculikan terhadap pegawai KPK yang sedang bertugas walaupun beberapa lama. Dan itu diduga dilakukan oleh pihak-pihak-pihak yang sama. Ini yang harus diungkap. Itu yang saya maksud," paparnya.

Tim kuasa hukumnya, kata Novel, juga telah melakukan investigasi. Hasil investigasi awalnya akan diumumkan tapi akhirnya ditunda sembari menunggu kesungguhan dari pemerintah mendesak Polri menuntaskan kasus ini.

Polisi menurutnya lembaga yang cukup kuat untuk mengungkap kasus ini. Jika tak ada keseriusan dari Polri maka akan berimplikasi pada Presiden karena Presiden Jokowi pernah berjanji mengusut kasus ini. Komitmen dan janji Presiden menuntaskan kasus ini sangat ditunggu-tunggu karena ini juga berkaitan dengan komitmen dalam pemberantasan korupsi.

"Saya kira Bapak Presiden beberapa kali menyampaikan statement beliau dan saya pun tentunya sebagai pribadi, sebagai warga negara menghormati beliau sebagai bapak negara, sebagai bapak presiden, tentunya harapan itu ada di beliau. Sekarang tinggal beliau mau bertindak sungguh-sungguh atau tidak," kata Novel Baswedan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.