Sukses

Polisi Selidiki Aliran Dana Pesanan Bom ke Terduga Teroris di Riau

Pelaku penyerangan mapolda Riau dan tiga orang yang ditangkap di Universitas Riau terkoneksi dalam jamaah Ansharud Daulah.

Liputan6.com, Jakarta - Teroris penyerang Mapolda Riau diketahui sempat berkomunikasi dengan terduga teroris berinisial MNZ yang ditangkap di Universitas Riau pada Sabtu 2 Juni 2018. Polisi pun menyelidiki transaksi keuangan mereka yang diduga terkait pembiayaan pembuatan bom.

"Nah itu sedang kita dalami (pemberian uang). Tetapi ada koneksi memang dari bukti yang kita miliki, baik digital dan lain-lain," Karo Penmas Divisi Humas Polri Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (4/6/2018).

Menurut Iqbal, tidak menutup kemungkinan memang ada aliran dana atas pemesanan bom yang dilakukan pelaku penyerangan Mapolda Riau yakni Mursalim alias Ical alias Pak Ngah terhadap MNZ, yang ditangkap di Universitas Riau. Sebab, mereka memang saling berkoneksi dalam satu jaringan terorisme yakni Jemaah Ansharut Daulad (JAD).

"Pasti. Kita telusuri (aliran dana). Tim (penyidik) itu pasti bercabang-cabang. Sub tim, termasuk sub tim yang akan melakukan penyelidikan, termasuk scientific identification di bidang anggaran," jelas Iqbal.

Polisi hingga kini masih memeriksa tiga terduga teroris yang ditangkap di Universitas Riau. Penyidik masih mengusut dari jaringan mana ketiga pelaku ini atau ada serta tidaknya mahasiswa yang terlibat.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alumni Universitas Riau

"Ketiganya alumni, Z alumni tahun 2002 jurusan pariwisata, D alumni 2005 jurusan administrasi dan K alumni 2004 jurusan komunikasi," kata ujar Kapolda Riau Irjen Nandang di Mapolda Riau, Sabtu 2 Juni 2018 malam.

Nandang menyatakan, Z alias MNZ merupakan otak dari rencanan teror terhadap kantor DPR. Dia disebut sebagai perakit bom hasil belajar secara otodidak dari Instagram.

"Mengajak melakukan amaliah dengan bom bunuh diri," kata Nandang.

Saksikan video pilihan di bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.