Sukses

20 tahun reformasi, Aktivis 98 siap lawan Terorisme dan Radikalisme

Hengki mengatakan Indonesia sudah menjadi sasaran atau target penduduk Islam garis keras karena telah menjadi penduduk Muslim terbesar di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan Alumni Aktivis 98 menggelar acara buka puasa bersama di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat. Acara ini diadakan juga untuk mempringati perjuangan mereka 20 tahun lalu dalam membawa Indonesia ke era demokrasi yang baru.

Hengki Irawan salah satu aktivis 98 mengatakan, sudah banyak paham-paham asing yang saat ini menjadi musuh dan berpotensi merongrong kehidupan bernegara. Acara ini sendiri mengangkat tema 'Aktivis 98 Melawan Terorisme dan Radikalisme'.

"Seperti ideologi transnasional. Hizbut Tahrir, Ikhawanul Muslimin. Semuanya berakar di negara-negara Timur Tengah. Dan saat ini mengancam negara Indonesia," kata Hengki di Grand Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (29/5/2018).

Menurutnya, Indonesia sudah menjadi sasaran atau target penduduk Islam garis keras karena telah menjadi penduduk Muslim terbesar di dunia.

"Sehingga dia tak mau menyia-nyiakan. Apakah itu dari proksi dari negara barat? Itu harus kita buktikan. Karena kekuatannya berasal dari kekuatan modal dan fundamental yang mengancam kita," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemunduran Ideologi

Hengki pun mengungkapkan, banyak kelompok transnasional yang membawa Indonesia mundur ke abad pertengahan.

"Pemunduran ideologi, cara berpikr. Kita diajarkan agama untuk menjadi orang yang baik kepada sesama. Tapi mereka menggunakan agama untuk menjadi jahiliyah dan orang bodoh," tandasnya.

Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Progres 98 Faizal Assegaf, Anggota DPR RI Komisi III Masinton Pasaribu, Progres 98, Eli Salomo, Hengki Irawan, Nuryaman Berry, Syarikat 98, Abdullah dan Wahab Talaohu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.