Sukses

5 Terobosan Kemenag Layani Jemaah Haji 2018

Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji Indonesia. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali mengaku ada sejumlah terobosan yang dilakukan pihaknya untuk terus memperbaiki layanan haji.

Terobosan itu pertama, rekrutmen petugas berbasis computer assisted test (CAT). Selain untuk transparansi, terobosan ini diharapkan dapat memilih petugas haji yang profesional dan siap melayani jemaah haji.

Terosan kedua, menambah toilet portabel di Mina. Selama ini, antrean panjang di toilet Mina menjadi salah satu yang dikeluhkan oleh jemaah.

“Kita bisa bayangkan jika jumlah toilet tidak ditambah, sementara jumlah jemaah kita (sejak tahun lalu) bertambah 51 ribu orang (usai kembali normalnya kuota haji),” kata Nizar di Jakarta, Minggu (27/5/2018).

Terobosan ketiga terkait tas dan koper jemaah. Tahun ini, jemaah mendapatkan tas kabin berupa koper, sehingga diharapkan akan memudahkan mobilitas mereka. Tahun-tahun sebelumnya, tas kabin diberikan dalam bentuk tas tenteng.

“Semula tas kabin bentuknya tas tenteng yang pasti merepotkan jemaah. Tahun ini kita ganti tas kabin berbentuk tas koper dorong,” ujar Nizar yang dikutip dari Kemenag.go.id.

Keempat, terobosan yang dilakukannya adalah pelimpahan porsi. Mulai tahun ini, calon jemaah haji yang meninggal setelah adanya penetapan keberangkatan yang dikeluarkan Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada 12 Maret 2018 boleh digantikan anggota keluarganya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terobosan Kelima

Terobosan kelima, ucap Nizar, pemeriksaan biometrik dan sidik jari di 13 embarkasi Tanah Air. Selama ini, pemeriksaan biometrik dan sidik jari dilakukan saat jemaah tiba di Bandara Arab Saudi, baik Jeddah maupun Madinah. Akibatnya, antrean di bandara menjadi sangat panjang dan lama, sementara kondisi jemaah lelah usai melakukan penerbangan dari Indonesia.

“Ini sangat memangkas waktu pemeriksaan yang biasanya baru selesai 4 sampai 5 jam, kini hanya perlu 2 jam,” ungkap Nizar.

“Bahkan, khusus tahun ini, untuk jemaah yang berangkat dari embarkasi Jakarta dan Surabaya, begitu mendarat di bandara Arab Saudi bisa langsung masuk bus,” katanya.

Dan terakhir, mulai tahun ini, layanan katering bagi jemaah haji Indonesia selama di Mekah juga akan ditambah. Kalau tahun lalu hanya 15 kali makan, tahun ini bertambah menjadi 40 kali makan.

Nizar berharap sejumlah terobosan yang dilakukan Kementerian Agama ini akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas layanan kepada jemaah. Dengan demikian, kepuasan jemaah terhadap layanan haji juga akan meningkat.

Hasil survei indeks kepuasan pelayanan haji dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014, indeks kepuasan mencapai 81,52. Angka ini naik menjadi 82,67 di 2015, 83,83 di 2016, dan pada 2017 mencapai 84,85. Tahun ini ditargetkan naik 0,15, sehingga mencapai 85 atau masuk kategori sangat memuaskan.

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.