Sukses

Pagdam Jaya: Dengan Makanan, Mereka Buat SDM Indonesia Tak Lagi Prima

Pangdam Jaya menjelaskan, makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia saat ini berbeda dengan era sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pangdam Jaya Mayjen TNI Joni Supriyanto meminta masyarakat waspada terhadap pihak-pihak yang ingin menghancurkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Indonesia. Menurut dia, TNI sudah mulai mengendus hal itu.

"Bangsa kita adalah bangsa besar, kuat, dan cerdas. Namun ada kekuatan lain yang ingin memperdayai bangsa kita dengan cara-cara sederhana," kata Pangdam Jaya saat menjadi pembicara di Universitas Tarumanegara, Kamis (24/5/2018).

Joni mengatakan, banyak cara yang dilakukan pihak-pihak lain yang ingin membuat SDM bangsa Indonesia menjadi lemah. Salah satunya melalui makanan.

"Dengan makanan mereka membuat sumber daya manusia yang tidak lagi prima," ungkap dia.

Joni menjelaskan, makanan yang dikonsumsi masyarakat Indonesia saat ini berbeda dengan era sebelumnya. Hal itu terlihat ketangguhan fisik generasi zaman now dengan dulu.

"Apa yang kita makan hari ini dapat menimbulkan penyakit di kemudian hari. Kami di tentara sudah merasakan itu," ujar dia.

Joni pun memberikan contoh. Anak-anak ada beberapa yang kakinya rapuh atau mudah retak. Setelah diteliti ternyata itu akibat dari makanan yang mereka konsumsi.

"Tiba-tiba lagi lari biasa tau tau tulangnya patah atau kakinya retak. Zaman Kita gak ada. Kita dibanting-banting tidak patah-patah hingga hari ini," tutu dia.

Selain itu, saat ini juga pemikiran generasi muda mulai diracuni dengan berbagai macam cara. Seperti fashion, film, fantasi hingga idelogi.

"Anak-anak terjebak dalam perang idelogi liberal, kapitalis, fanatik dengan ideologi sosialisme namun kurang tanggap terhadap negara," tutup Pangdam Jaya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Persatuan

Pangdam Jaya Mayjen TNI Joni Supriyanto juga mengingatkan pentingnya generasi muda menjaga persatuan dan kesatuan demi menjaga keutuhan bangsa Indonesia.

Supriyanto mengatakan, pada 1991 banyak negara yang pecah akibat konflik. Penyebabnya antara lain agama, bahasa, ekonomi, dan budaya. Misalnya Sudan yang pecah akibat perbedaan agama.

"Ada Sudan Utara dan Selatan. Yang pecah gara-gara perbedaan agama," ungkap dia.

Joni pun mengatakan, itu bisa saja terjadi di Indonesia apabila generasi bangsa ini tidak menganggap pentingnya persatuan dan kesatuan. "Itu akan menjadi permasalahn bagi negara ini," ujar dia.

Karenanya, dia ingin seluruh elemen bangsa menjaga agar negeri ini tidak terpecah belah. "Saya ingin kita sama-sama sependapat bahwa Indonesia hanya satu, sehingga itu menjadi negara yang hebat," ungkap dia.

"Kita semua bertanggung jawab. Maju tidaknya negeri ini, besar dan tidaknya negeri ini. Tergantung kepada kita sendiri," dia menandaskan.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.