Sukses

Penyuap Bupati Nonaktif Hulu Sungai Tengah Divonis 2 Tahun Penjara

Direktur Utama PT Menara Agung Perkasa divonis 2 tahun penjara atas perbuatannya memberi suap Rp 3,6 miliar kepada Bupati nonaktif Hulu Sungai Tengah, Abdul Latif.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Menara Agung Perkasa divonis 2 tahun penjara atas perbuatannya memberi suap Rp 3,6 miliar terhadap Bupati nonaktif Hulu Sungai Tengah, Abdul Latif. Suap diperuntukkan sebagai uang pelicin Donny agar perusahaan miliknya menjadi pemenang pembangunan ruang perawatan kelas I, II, VIP dan Super VIP RSUD Damanhuri, Barabai. 

"Menjatuhkan pidana penjara selama 2 tahun, denda Rp 50 juta. Apabila tidak mampu membayar diganti kurungan pidana 1 bulan," ujar Ketua Majelis Hakim Muhammad Arifin saat membacakan surat putusan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (24/5/2018).

Donny dinyatakan terbukti telah memberi suap sebesar Rp 3,6 miliar sebanyak dua tahap melalui Fauzan Rifani sebagai Ketua Kadin Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Masing-masing tahap dicairkan uang sebesar Rp 1,8 miliar.  Jumlah tersebut merupakan 7,5 persen dari nilai proyek Rp 48 miliar.

Pada putusannya, hakim mencantumkan hal-hal yang memberatkan dan meringankan bagi Donny. Antara lain, perbuatan penyuap Bupati Hulu Sungai Tengah bertentangan hukum sekaligus tidak mendukung program pemerintah dari pemberantasan korupsi. 

"Hal yang meringankan, terdakwa bersikap sopan selama persidangan, belum pernah dihukum, mempunyai tanggungan keluarga," kata hakim.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lebih Ringan

Vonis majelis hakim satu tahun lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum pada KPK. Dalam tuntutannya, Donny dituntut pidana penjara 3 tahun denda Rp 100 juta atau subsider 3 bulan kurungan penjara.

Donny dinyatakan bersalah telah melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf b Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.