Sukses

Abu Gunung Merapi Bergerak ke Samudera Hindia

Sebelumnya, Gunung Merapi mengalami erupsi dengan durasi kegempaan selama 5 menit, pagi tadi, sekitar pukul 07.32 WIB.

Liputan6.com, Jember - Sebaran abu vulkanik Gunung Merapi mulai menjauh dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Pergerakan abu mengarah ke laut pantai selatan di perairan Samudera Hindia. Hal tersebut berdasarkan pantauan dari Satelit Himawari, pukul 14.00 WIB.

 

Demikian diungkapkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati usai menghadiri kegiatan di Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat sore.

"Abu vulkanik yang menuju ke perairan Samudera Hindia tidak akan mengganggu pelayaran. Karena abu tersebut hanya berdampak pada jarak pandang saja, namun tidak mengganggu mesin kapal yang berada di bawah," tutur Dwikorita, seperti dikutip dari Antara, Jumat (11/5/2018).

Menurutnya, sebaran abu vulkanik sangat berbahaya bagi penerbangan. Karena abu yang sangat kecil bisa masuk mesin pesawat terbang dan menyebabkan kerusakan mesin, sehingga membahayakan keselamatan penumpang.

Dwikorita juga menjelaskan, pihaknya memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap sebaran abu vulkanik Gunung Merapi yang meletus, seperti erupsi freatik yang terjadi beberapa jam lalu.

"Kami terus melakukan pemantauan setiap jam terkait dengan sebaran abu vulkanik Gunung Merapi. Kalau erupsinya sudah berhenti, maka prediksi sebaran abu vulkanik tersebut menjauh bergerak ke arah selatan," ujar Dwikorita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gunung Merapi Meletus

Sebelumnya, Gunung Merapi mengalami erupsi dengan durasi kegempaan selama 5 menit, pagi tadi, sekitar pukul 07.32 WIB.

Letusan disertai suara gemuruh dengan tekanan sedang hingga kuat dengan ketinggian kolom mencapai 5.500 meter di atas puncak Merapi. Letusan melontarkan abu vulkanik, pasir dan material piroklatik.

Erupsi freatik Gunung Merapi berlangsung selama satu kali dan tidak diikuti erupsi susulan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.