Sukses

Kembangkan Dosen Zaman Now, ADI Gandeng BBM

Menurut Ketua DPP ADI bidang IT Wendi Usino, kondisi dosen saat ini masih didominasi oleh generasi baby boomers dan generasi X.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) menilai, di era sekarang, dosen memiliki tuntutan lebih. Baik dalam kompetisi maupun kemampuan untuk kolaborasi riset dengan profesor kelas dunia.

Menurut Ketua DPP ADI bidang IT Wendi Usino, kondisi dosen saat ini masih didominasi oleh generasi baby boomers (1940 sampai 1960) dan generasi X (sekitar 1961-1980) yang merupakan digital immigrant. Sementara mahasiswa yang dihadapi merupakan generasi millenial yang menggunakan teknologi.

Demi menjawab tantangan itu, ADI tengah mengembangkan program dosen zaman now. Salah satunya menggandeng BBM yang dimiliki oleh perusahaan Indonesia, Emtek.

"Kita berpikir, dua generasi ini harus punya teknologi yang menjembatani, harus memanfaatkan teknologi yang ada. Karenanya kita kerja sama dengan BBM Indonesia. Jadi tidak enggak usah face to face seperti ini nantinya. Setelah diskusi diundang Emtek, difasilitasi, mendukung dan memberikan agar kuliah tidak terus di kampus. Jadi mereka mengakomodirnya," kata Wendi di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (7/5/2018).

Dia menuturkan, program ini masih dirintis dan baru akan di-launching 12 Mei 2018. Meskipun demikian, aplikasi yang diberi nama ADI Channel ini sudah diuji.

"Ini pernah di-viewer 300 ribu tanpa down. Jadi ini bisa bentuknya para dosen yang tergabung dalam ADI membuat channel sendiri. Misalnya, mahasiswa saya 25. Saya bentuk channel dan dihadiri oleh 25 mahasiswa saya, yang saya invite. Di sana saya kuliah. Tapi bisa juga seminar dengan jumlah yang lebih banyak," kata Wendi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Takut Data Bocor

Dia menuturkan, dengan berkerjasama dengan BBM, tidak takut datanya yang disampaikan dalam ADI Channel nanti bocor.

"BBM ini kan sudah dimiliki Indonesia. Kita enggak takut konten hak cipta akan bocor. Servernya Indonesia lebih save. Karena itu kita sepakat kerja sama dengan BBM yang sudah milik kita (Indonesia). Jadi di sana kita bisa berkomunikasi dan sharing knowledge," pungkas Wendi.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.