Sukses

Menkumham: Tak Ada Perlakukan Khusus untuk Setya Novanto di Sukamiskin

Rencananya, mantan Ketua DPR Setya Novanto akan dieksekusi ke Lapas Sukamiskin pada hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Hamonangan Laoly menegaskan, tak ada persiapan khusus di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat untuk menerima kedatangan terpidana kasus e-KTP Setya Novanto.

Rencananya, mantan Ketua DPR itu akan dieksekusi ke Lapas Sukamiskin pada hari ini.

"Enggak ada. Semua orang sama. Enggak ada persiapan-persiapan khusus," ujar Yasonna di Kementerian Hukum dan HAM, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (4/5/2018).

Menurut dia, perpindahan Setya Novanto dari Rumah Tahanan (Rutan) KPK menuju Lapas Sukamiskin sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Dia menegaskan, tidak ada perlakuan istimewa terhadap Setya Novanto itu jika sudah menjadi warga binaan di Sukamiskin.

"Siapa saja, semuanya sama, enggak ada yang istimewalah pokoknya," kata Yasonna.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dieksekusi Jumat Ini

Terpidana kasus korupsi e-KTP Setya Novanto dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Kota Bandung, Jawa Barat. Baik Setya Novanto maupun KPK menerima putusan 15 tahun penjara untuk mantan Ketua DPR RI itu.

"Jumat siang ini direncanakan akan dilakukan proses eksekusi terhadap Setya Novanto ke Lapas Sukamiskin," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Menurut dia, pihak Setya Novanto sudah membayar denda Rp 500 juta dan Rp 7.500 sebagai biaya perkara. Selain itu, mantan Ketua Umum Partai Golkar ini telah menyerahkan surat kesanggupan membayar kerugian negara US$ 7,3 juta dikurang Rp 5 miliar yang sudah dikembalikan ke KPK.

"Sesuai dengan putusan Pengadilan Tipikor, terpidana (Setya Novanto) akan menjalankan hukuman potong masa tahanan di sana (Sukamiskin)," kata Febri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.