Sukses

Balada Harimau Bonita

Harimau Bonita akhirnya ditangkap dan ditempatkan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Sumatera Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Populasi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) semakin menurun. Diperkirakan jumlahnya, pada 2018 hanya sekitar 400 ekor.

Berubahnya fungsi hutan menjadi perkebunan sawit atau hutan tanaman industri menjadi salah satu penyebab. Selain itu, hutan yang dulunya menjadi lokasi perburuan makanan pun berubah menjadi pemukiman warga.

Seperti yang dialami harimau Bonita di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Indragiri Hilir, Riau. Berbulan-bulan dia harus bertikai dengan warga setempat.

Padahal, menurut Direktur Jenderal Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, harimau tidak akan pernah mengganggu manusia.

Wiratno menyatakan, harimau yang menyerang manusia hanya disebabkan dua hal. Pertama karena habitatnya terganggu, kedua karena keluarga atau anaknya diusik manusia.

Selengkapnya dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bonita Ditangkap

Berbagai upaya ditempuh untuk menangkap hidup-hidup harimau Bonita. Termasuk, mendatangkan pawang cantik dari Kanada.

Namun, upaya tersebut baru berbuah hasil, Jumat, 20 April 2018. Bonita harus dilumpuhkan dengan dua tembakan bius yang dilesatkan ke tubuhnya.

Bonita kemudian dievakuasi menggunakan jalur sungai menuju Tembilahan, ibu kota Kabupaten Inhil. Dari Inhil, Bonita lalu dibawa ke Rengat, Indragiri Hulu (Inhu), hingga akhirnya dibawa ke Dhamasraya, Sumatera Barat, tempat observasi satwa liar.

3 dari 3 halaman

Populasi Harimau Sumatera

Diperkirakan hanya 400 ekor harimau sumatera yang masih hidup di alam liar. Habitatnya tersebar dari Taman Nasional Ulu Masen dan membentang hingga ke Swaka Margastwa Kerumutan, Rimbang Baling, Bukit Tiga Puluh hingga ke Lampung.

Harimau sumatera merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup. Keberadaanya terus terancam akibat perubahan fungsi hutan di Sumatera.

"Perlu upaya menjaga rumah harimau, termasuk melestarikan siklus makanan pada habitatnya," kata Wiratno.

Sementara Kabid Wilayah I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo menyebut populasi harimau di Provinsi Riau diperkirakan sebanyak 190 ekor atau sepertiga dari total populasi di Pulau Sumatera.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.