Sukses

Reaksi Gatot Nurmantyo Saat Tahu Jokowi Temui Persaudaraan Alumni 212

Jokowi mengatakan, pertemuan tersebut dalam rangka mempererat silaturahmi dan menjaga persaudaraan.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menganggap pertemuan antara Presiden Jokowi dan Persaudaraan Alumni 212 sebagai bentuk komunikasi yang baik antara pemerintah dan kelompok ormas.

"Ya itu suatu hal yang bagus," ujar Gatot usai diskusi Urun Rembuk Kebangsaan yang dihelat Nusantara Foundation di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu, 26 April 2018.

Gatot berharap, tak hanya bertemu dengan Persaudaraan Alumni 212, nantinya Jokowi juga dapat bertemu dengan ormas agama lain.

"Presiden ketemu ormas Islam dan (ormas) agama Kristen, Katolik, Protestan, ya itu langkah bagus sehingga ada komunikasi antara pemerintah dengan tokoh agama yang selalu menyuarakan perdamaian," ujar Gatot Nurmantyo.  

Sementara itu, saat dikonfirmasi, Jokowi mengakui pertemuan dirinya dengan Persaudaraan Alumni 212. Dia mengatakan pertemuan tersebut dalam rangka mempererat silaturahmi dan menjaga persaudaraan.

"Semangatnya adalah menjalin tali silaturahmi dengan para ulama, habib, kiai, ustaz dari seluruh provinsi yang ada di Tanah Air. Menjalin persaudaraan, ukhuwah kita dalam rangka ya menjaga persaudaraan, persatuan di antara kita," ujar Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, hari ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bahas soal Kriminalisasi

Klaim berbeda disampaikan Ketua Tim 11 Ulama PA 212, Misbahul Anam. Menurut dia, pertemuan itu guna membahas agenda rahasia seputar kriminalisasi ulama.

"Jadi pertemuan tersebut bertujuan untuk menyampaikan informasi akurat terkait dengan kasus-kasus kriminalisasi para ulama dan aktivis 212," jelas Misbahul dalam konferensi pers di Restoran Larazeta, Tebet, Jakarta Selatan, sore ini.

Karena itu, Misbahul menyayangkan bocornya foto dan pemberitaan soal pertemuan tersebut. Dia pun meminta pihak istana mengusut tuntas kelalaian itu.

"Kami meminta Istana mengusut tuntas bocornya foto dan berita tersebut sebagai kelalaian aparat Istana yang tidak bisa menjaga rahasia negara. Dan kami tetap mendesak Presiden untuk segera menghentikan kebijakan kriminalisasi terhadap ulama dan aktivis 212," Misbahul menandaskan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.