Sukses

7 Korban Gempa Banjarnegara Jalani Rawat Inap

Empat hari pasca terjadinya gempa di Banjarnegara, Jawa Tengah, kondisi ratusan pengungsi mulai terserang penyakit.

Liputan6.com, Banjarnegara - Empat hari pasca terjadinya gempa di Banjarnegara, Jawa Tengah, kondisi pengungsi mulai terserang penyakit. Sedikitnya 120 pengungsi mengalami gejala sakit akibat telah lama tinggal di tenda pengungsian dan gedung sekolah dasar. Dari ratusan pengungsi yang mengalami gejala sakit, tujuh pengungsi di antaranya harus menjalani rawat inap di Puskesmas.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Sabtu (21/4/2018), bocah perempuan ini terbaring lemah di salah satu kamar inap Puskesmas Kalibening, Banjarnegara. Bersama dengan enam warga lainnya, mereka terpaksa menjalani rawat inap akibat terserang penyakit seperti diare, pusing, gatal hingga kelelahan.

Tim medis pun tiada henti memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi yang tersebar di sejumlah titik.

Ketujuh pengungsi yang masih menjalani perawatan intensif ini mengalami gejala sakit akibat kelelahan dan serangan hawa dingin.

"Kemarin malam muntah-muntah lalu diare. Tidurnya juga di tikar," kata pengungsi korban gempa Safitri.

"Mungkin karena kondisi di pengungsian. Gejalanya dari itu," ujar Dokter Puskesmas Kalibening, Dewi.

Sebelumnya, gempa berkekuatan 4,4 Skala Richter mengguncang Banjarnegara, Rabu 18 April 2018 siang. Tidak hanya rumah warga, gempa yang terjadi di perbatasan Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan ini juga merobohkan sejumlah tempat ibadah dan gedung sekolah.

Data sementara BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menyebutkan, dua warga meninggal dunia dan 21 orang mengalami luka. Gempa juga mengakibatkan 316 bangunan rusak dan lebih dari 2.000 jiwa mengungsi.