Sukses

Maut di Balik Tembok Sarang Walet

Bangunan tua yang digunakan sebagai sarang walet di kawasan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ambruk dan menewaskan tujuh orang yang sedang berlatih kesenian.

Patroli, Cirebon - Bangunan tua yang digunakan sebagai sarang walet di kawasan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ambruk dan menewaskan tujuh orang yang sedang berlatih kesenian. Polisi masih terus melakukan penyelidikan penyebab pasti runtuhnya tembok maut.

Seperti ditayangkan Patroli Indosiar, Jumat (10/4/2018), ratusan warga dan kerabat menyambut kedatangan dua jenazah korban ambruknya bangunan tua sarang walet di Desa Gegesik Wetan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Korban bernama Herman dan putranya Arid dibawa ke rumah duka usai menjalani autopsi di Rumah Sakit Arjawinangun. Keduanya menderita luka serius di kepala akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Semasa hidupnya, Herman dikenal sebagai seorang dalang yang giat mengenalkan kesenian dan budaya Indonesia kepada anak didik di sanggar miliknya.

"Sangat mendalam. Saudara cuma 1 disini yaitu beliau. Profesi kita sama yaitu sebagai dalang," kata keluarga korban Suwarno.

Kesedihan juga menyelimuti keluarga Zikri saat siswa kelas 2 SMP itu dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Gegesik Wetan. Zikri menjadi korban tewas saat berlatih kesenian bersama sang dalang Herman.

Total tujuh jiwa melayang akibat insiden ambruknya bangunan tua sarang walet yang menimpa sanggar kesenian.

Selain korban tewas, seorang siswa atas nama Tri Intan dirujuk ke Rumah Sakit Gunung Jati, Kota Cirebon, karena cedera serius.

"Siswa yang meninggalnya ada 5," ujar Kepala SMPN 1 Gegesik Suhardi.

Insiden ambruknya tembok bangunan sarang walet ini terjadi pada Senin 16 April 2018 siang lalu.

Tembok setinggi 15 meter dengan panjang 20 meter tiba-tiba saja jatuh menimpa sanggar kesenian yang saat itu dipenuhi orang yang berlatih gamelan. Mereka ini sedianya akan pentas pada acara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2018.

Tembok bangunan yang diduga lapuk menghancurkan sejumlah alat kesenian dan meratakan korbannya dengan tanah.

Untuk memastikan penyebab ambruknya bangunan, petugas unit identifikasi Satreskrim Polres Cirebon dan Polsek Gegesik melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi pun memeriksa sejumlah saksi.

Demi mencegah kembali jatuhnya korban, pemilik gedung merobohkan sisa-sisa bangunan berumur lima puluh tahun tersebut. Pemilik bangunan juga akan
bertanggung jawab.

"Untuk yang diminta keterangan sekarang sudah 7 termasuk pemilik tembok. Kami sudah pasang police line agar masyarakat tidak melintas area di sini. Untuk langkah selanjutnya kami sudah hubungi pemilik untuk segera dirobohkan," ujar Kapolsek Gegesik AKP Tohari.

"Kita mau ada kompensasi kepada korban untuk belasungkawa," jelas keluarga pemilik bangungan sarang walet Koko Dinata.

Kasus bangunan ambruk bisa dihindari jika pemilik teliti dan bergegas melakukan perbaikan saat ditemukan adanya bagian yang dianggap rapuh. Hingga saat ini, polisi masih mendalami penyelidikan untuk mencari faktor lain penyebab ambruknya bangunan.