Sukses

4 Fakta Pilu Kisah 2 Bocah Korban Persekusi Bekasi

Dituduh mencuri jaket, dua remaja warga Bekasi menjadi korban persekusi. Selain dianiaya, keduanya ditelanjangi dan diarak warga.

Liputan6.com, Bekasi - Kasus persekusi yang berujung penganiayaan hingga penelanjangan kembali terjadi. Usai warga dibuat geger dengan kisah dua sejoli asal Cikupa, Tangerang, yang diarak lantaran dituduh berbuat mesum, kali ini korbannya adalah dua anak asal Bekasi.

AJ (13) dan HL (13) merupakan siswa SMP. Mereka diduga mencuri jaket seorang warga yang sedang dijemur di teras rumahnya, Minggu, 8 April 2018.

Rekaman CCTV menjadi bukti, jika kedua remaja ini memang tengah melakukan aksi kejahatan. Begitu tertangkap, sontak kedua anak baru gede (ABG) ini menjadi bulan-bulanan warga Kampung Rawa Bambu, RT 02/16, Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Menurut Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto, aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga, karena mereka geram tempat tinggalnya kerap terjadi pencurian.

"Sebuah sepeda motor pernah raib di lokasi yang sama. Disusul dengan hilangnya spion mobil mewah," ungkap Indarto saat jumpa pers, Jumat, 13 April 2018.

Meski anak-anak itu dinyatakan bersalah, aksi main hakim sendiri yang dilakukan warga hingga berujung persekusi tidaklah dibenarkan.

Berikut ini fakta-fakta memilukan dua ABG korban persekusi yang dianiaya hingga ditelanjangi warga lantaran dituduh mencuri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Diarak dan Ditelanjangi

Jaket yang dijemur di teras rumah diketahui milik seorang warga bernama Halim. Halim merupakan mertua Nur, pelaku persekusi yang kini telah diamankan polisi dan ditetapkan tersangka.

Setelah AJ dan HL tertangkap, keduanya langsung dipukul, ditendang, dan ditelanjangi sampai bugil.

Sepanjang perjalanan, keduanya terus diteriaki maling hingga mengundang perhatian warga Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi.

"Setelah itu, warga membawa korban AJ dengan mengendarai motor ke rumah orangtuanya. Saat perjalanan itu, korban AJ dipiting dan rambutnya ditarik oleh pelaku MN alias Nur," ucap Indarto.

Begitu sampai, di hadapan kedua orangtua korban di Kampung Al-Bahar RT 01/01, Harapan Jaya, Bekasi Utara, AJ terus mendapatkan penganiayaan.

 

3 dari 5 halaman

2. Teriakan Maaf dan Ampun dari Orangtua AJ

Sudirman dan Nurjanah adalah orangtua AJ. Akibat emosi warga yang tersulut akibat perbuatan anaknya, permintaan maaf dan ampun orangtua AJ tak lagi digubris. Aksi penganiayaan itu semakin membabi buta, hingga remaja 13 tahun itu memar dan trauma.

"Saya udah minta maaf, kalaupun anak saya ikut mencuri, saya minta maaf. Saya takut, karena warga begitu banyak. Mereka memukul di depan rumah saya," kata Nurjanah.

Sementara itu, Sudirman ayah AJ tak menampik jika putra pertamanya memang dikenal nakal dan suka keluyuran tengah malam. Namun, aksi main hakim sendiri dengan cara dipukuli sampai ditelanjangi tidak dia benarkan.

"Kalau anak saya nakal, anak saya maling, anak saya keluar malam, tidak saya bantah. Tapi cara penanganan warga terhadap anak, itu yang berlebihan," tegas Sudirman.

Meski aksi persekusi tersebut akhirnya bisa diredam oleh Ketua RW setempat, orangtua AJ kini trauma.

"Saya masih trauma pak, orangtua mana yang kuat lihat anaknya disiksa begitu sampai memar-memar," pungkas Nurjanah.

 

4 dari 5 halaman

3. Trauma Remaja Korban Persekusi di Bekasi

Selain orangtua AJ, trauma mendalam kini dialami pelaku.

Nurjanah, ibu AJ menuturkan, kini putranya trauma atas aksi persekusi yang menimpanya. Siswa SMP itu kini tak mau lagi bersekolah. Kepada ibunya, AJ bahkan meminta pindah sekolah ke Jawa.

"Kita selaku orangtua malu, anak juga jadi trauma. Keluar ke jalan besar sudah takut dia karena malu. Kan dia ditelanjangin. Orang sekampung sini kan keluar semua," kata Nurjanah. 

 

5 dari 5 halaman

4. Diminta Cabut Laporan

Setelah penetapan tersangka Nur, keluarga remaja 13 tahun di Bekasi yang menjadi korban persekusi warga, AJ mengaku, mendapatkan sejumlah tekanan dari warga.

"Beberapa orangtua dan tetangga sini, datang ke rumah untuk meminta kita mencabut laporan di polisi. Kata mereka, gara- gara kasus itu, kampung kita jadi gaduh, bikin pusing saja," kata Sudirman, ayah AJ, saat ditemui di kediamannya, Sabtu (14/4/2018).

"Bahkan, ketua RT sana, minta saya terus cabut laporan," tambahnya.

Meski banyak tekanan dari sejumlah warga, Sudirman akan terus melanjutkan kasus persekusi ini hingga selesai.

Dia berharap agar kepolisian terus memburu orang-orang yang terlibat dalam kasus persekusi tersebut.

"Siapa sih yang kuat, lihat anak sendiri dipukuli dan ditelanjangi begitu," pungkas Sudirman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.