Sukses

Prabowo Tantang Jokowi di Pilpres 2019

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan siap maju sebagai calon presiden (capres) 2019 melawan Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto menjawab permintaan kader Partai Gerindra untuk maju sebagai calon presiden (capres) 2019. Itu disampaikan saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, 11 April 2018.

"Saya menerima keputusan ini sebagai suatu penugasan, suatu amanat, suatu perintah, dan saya menyatakan siap melaksanakannya," kata Prabowo.

Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menyebut, mandat ke Prabowo Subianto bersifat mutlak. Artinya, permintaan menjadi capres 2019 berasal dari seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerinda.

Dengan begitu, Ketua Umum Partai Gerindra itu akan melawan Joko Widodo atau Jokowi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.

Selengkapnya seputar pertarungan Prabowo Subianto versus Jokowi di Pilpres 2019 dapat dilihat dalam Infografis di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dukungan PKS

Selain Gerindra, Prabowo Subianto juga mendapat dukungan dari PKS. Dengan begitu, syarat Presidential Treshold 20% sudah terpenuhi.

"Tentu PKS selama ini kan bersama Gerindra, dan tentu saja ekspektasi dari Gerindra dan PKS itu diharapkan bisa meningkatkan elektabilitas Prabowo Subianto," kata politikus PKS Nasir Djamil, 11 April 2018.

3 dari 3 halaman

Kemungkinan Poros Ketiga

Ketua Umum PPP Romahurmuziy menyambut baik sikap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang resmi maju sebagai capres di Pilpres 2019. Menurut dia, keputusan Prabowo maju mengakhiri dua spekulasi, yaitu soal kotak kosong dan mengakhiri spekulasi poros ketiga.

"Karena dengan diputuskannya deklarasi oleh Partai Gerindra sehingga partai yang ada, tidak bisa lagi mengusung poros ketiga," ucap Romahurmuziy di kantor PP Muhammadiyah, 12 April 2018.

Dia berharap, pertandingan ulang antara Jokowi dengan Prabowo ini tidak seintimidatif seperti Pilpres 2014 yang sarat dengan ujaran kebencian.

"Saya mengharapkan tidak seintimidatif seperti kemarin dengan mengirimkan pesan pesan dengan ujaran kebencian yang berkonotasi berbasis SARA," kata Romi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.