Sukses

Kejar Posisi Cawapres, Cak Imin Sebulan Safari ke Pesantren sampai Suara Serak

Muhaimin mengatakan, sekarang adalah saat yang tepat membuka silaturahmi intensif menyusul dukungan kiai Nahdlatul Ulama agar meramaikan Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar alias Cak Imin serius mengejar ambisinya menjadi calon wakil presiden di Pemilihan Presiden 2019 nanti. Hal ini terlihat dari safari yang dilakukannya sebulan terakhir ke sejumlah pondok pesantren di beberapa kota di Indonesia.

"Suara saya sampai serak akibat sebulan terakhir berkunjung ke sejumlah pondok pesantren," kata Cak Imin saat berkunjung di Ponpes Al Izzah Kelurahan Karang Joang Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (3/4/2018).

Muhaimin mengatakan, sekarang adalah saat yang tepat membuka silaturahmi intensif menyusul dukungan kiai Nahdlatul Ulama agar meramaikan Pilpres 2019.

Karena itu, Wakil Ketua MPR RI ini anjang sana ke sejumlah pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan.

"Asal usulnya anak santri tentu perginya ke pondok pesantren saja," selorohnya.

Bukan tanpa alasan pula Muhaimin hanya membidik kursi calon wakil presiden. PKB sebagai salah satu partai pendukung pemerintah, menurutnya, tetap mawas diri sebagai pengusung pasangan Joko Widodo–Jusuf Kalla pada Pilpres sebelumnya.

"Kita juga harus mawas diri sebagai partai pendukung pemerintah. Jangan sampai ada yang menilai macam-macam tentang PKB. Apalagi Pak Jokowi pastinya akan maju lagi dalam pemilihan nanti," ujar Cak Imin.

Selain itu, Muhaimin menyadari kekuatan PKB sebesar 9,5 persen kurang cukup mengusung seorang calon presiden. PKB setidaknya harus berkoalisi dengan partai politik lain guna memenuhi persyaratan minimal pencalonan sebesar 20 persen suara.

"Kita harus koalisi dengan partai lain agar bisa mengusung seorang presiden. Perlu usaha yang keras untuk itu," ungkapnya.

Dia menyebutkan, PKB memasang target agar setidaknya bisa mengusung seorang calon wakil presiden pada Pilpres nanti. Langkah penjajakan sudah dilakukan dengan mendekati dua kandidat kuat yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Sudah ada penjajakan terhadap keduanya, namun memang komunikasi masih dinamis. Belum ada aksi nyata," ungkap Muhaimin.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebangkitan Nahdliyin

Muhaimin menyadari, presiden incumbent Jokowi merupakan kandidat terkuat mampu memenangkan pemilihan presiden nanti. Sehingga tidak mengherankan saat ini banyak tokoh nasional berniat mendampinginya menjadi wakil presiden.

Meski demikian, Prabowo Subianto adalah seorang Ketua Umum Partai Gerindra yang mengantongi 11,8 persen suara pada Pemilu 2014 lalu. Koalisi Gerindra dan PKB, menurutnya, akan membuka peluang memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden.

"Semuanya sudah dilakukan pendekatan secara intensif. Kita lihat saja nanti hingga bulan Agustus nanti seperti apa perkembangannya," dia menegaskan.

Satu hal yang pasti, Muhaimin mengisyaratkan pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 menjadi momentum kebangkitan kaum Nahdliyin.

Sebanyak 300 kiai dan ustaz di Kaltim memberikan mandat Muhaimin Iskandar agar maju sebagai calon wakil presiden. Cak Imin dipercaya mempersatukan umat Islam Indonesia menghadapi tantangan ekonomi dan politik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.