Sukses

Polri: Sabu di Jakarta Langka

Dir Tipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Eko Daniyanto mengatakan ini merupakan dampak dari penggagalan penyelundupan sabu 1,6 ton di Batam.

Liputan6.com, Jakarta - Polri mengklaim sabu di Jakarta langka. Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dir Tipid Narkoba) IV Bareskrim Polri, Brigjen Pol Eko Daniyanto mengatakan ini merupakan dampak dari penggagalan penyelundupan sabu 1,6 ton di Batam, Kepulauan Riau, beberapa bulan lalu.

"Sabu di Jakarta langka setelah tangkap 1,6 ton," kata Eko di kantor Dit Tipid Narkoba IV Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (3/4/2018).

Dia mengungkapkan penangkapan sabu 1,6 ton di Batam menggegerkan dunia. Terlebih di negara Asia seperti China dan Hong Kong, yang selama ini menjadi produsen barang haram yang diselundupkan ke Indonesia tersebut.

"Kita lihat pasca 1,6 ton memang geger di dunia, baik dari China, Hong Kong, Taiwan, Australia, beri konfirmasi ke kita setelah kita lakukan anev (analisis dan evaluasi). Kita dua bulan terakhir dibandingkan dua bulan yang lalu memang mengalami penurunan," ungkap Eko.

Menurut dia, harga sabu dan ekstasi di pasaran juga mengalami penurunan, kecuali di Sumatera. Sebab, barang haram tersebut bisa masuk dari Malaysia ke Sumatera dari nelayan di Aceh, salah satunya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemetaan

Dia pun mengaku sudah memetakan daerah peredaran narkoba, termasuk sabu di Tanah Air.

"Artinya stok sabu yang di Jakarta menipis kerena ada yang ketangkap 1,6 ton. Mungkin sindikat takut dia mungkin sekarang dia juga mapping kita," kata Eko.

Menurut dia, saat ini, pihak berwajib juga gencar patroli di daerah perairan. Terutama di daerah perbatasan dengan negeri jiran.

"Sekarang dari pantai Aceh hingga Batam dipatroli skala besar sehingga mereka tak berani masuk ini bagus sekali kalau kita terus lakukan operasi integrasi dengan pihak terkait ibarat teori balon," tutur Eko.

"Sekarang kalau kita operasi di Indonesia, mereka akan ke negara lain seperti ini tidak bisa terus menerus, anggaran terbatas kita perluas adanya bantuan seluruh elemen masyarakat," lanjut dia.

 

Reporter: Habibi Bibay

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.