Sukses

Brikjon, Pemuda Asal Medan yang Biayai S2 dari Usaha Tambal Ban

Sosok Brikjon, pemuda inspiratif asal Padangsidempuan, Medan yang membiayai sekolahnya hingga S2 dengan menjadi tukang tambal ban. Seperti apa ceritanya?

Liputan6SCTV, Tangerang - Semangat pantang menyerah dan tekad kuat membawa seorang pemuda mewujudkan mimpinya. Seperti ditayangkan Pantang Menyerah dalam Liputan6 Siang SCTV, Jumat (30/3/2018), seorang tukang tambal ban di Tangerang, Banten, berhasil meraih gelar master di bidang hukum. Bagaimana perjuangan hidupnya?

Senin 25 Maret 2018, adalah hari yang sangat membahagiakan bagi seorang anak muda bernama Brikjon Hasugian. Dirinya tercatat sebagai salah satu calon pegawai negeri sipil atau PNS di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Baginya, kerja keras selama ini terbayar sudah. Usaha yang selama ini dilakukan oleh pemuda kelahiran Padangsidempuan, Medan, Sumatera Utara itu adalah menjadi tukang tambal ban di Jalan Desa Sentul Jaya, Balaraja, Tangerang, Banten.

Profesi yang diwariskan oleh keluarganya ini dilakoninya sejak 15 tahun lalu, setelah memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Dari hasil pekerjaannya ia mampu membiayai sendiri pendidikannya hingga meraih gelar S1 di bidang hukum dan master hukum di salah satu universitas swasta di Jakarta.

Sejak kecil, Brikjon memang  terkenal sebagai orang yang tekun dan pekerja keras. Keluarganya adalah pekerja kebun di Padangsidempuan, Sumatera Utara. Anak kelima dari enam bersaudara ini, biasanya usai pulang sekolah selalu membantu orang tuanya  di kebun. Namun sejak ayahnya meninggal dunia, Brikjon bersama keenam saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengadu nasib.

Untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sambil bersekolah, ia membantu kakaknya bekerja sebagai penambal ban. Sedikit demi sedikit uang dikumpulkan untuk melanjutkan sekolah. Kerja kerasnya tak sia-sia, tahun 2015, dirinya lulus sarjana hukum di salah satu unversitas di Pamulang. Sambil bekerja sebagai penambal ban, Brikjon melanjutkan kuliahnya hingga jenjang S2 magister hukum, dan lulus tahun ini.

Pemuda berusia 28 tahun ini yakin, bahwa apa yang dikerjakannya selama ini adalah berkat kerja keras dan doa yang selalu dipanjatkan agar  bisa mengubah nasib. Baginya, selalu ada kesempatan untuk meraih cita-cita, apa pun profesinya. Sedangkan sabar, tekun dan bersyukur adalah kuncinya.