Sukses

Peluk Anies, Korban Kebakaran Taman Kota Ungkapkan Kesedihan

Sambil memeluk Gubernur Anies, dua ibu korban kebakaran Taman Kota Kembangan ini mengungkapkan kesedihannya.

Liputan6SCTV, Jakarta - Kebakaran yang melanda ratusan rumah di kawasan Taman Kota Kembangan, Jakarta Barat, menyisakan duka bagi korban kebakaran. Kebakaran yang terjadi Jumat, 30 Maret 2018 dini hari menewaskan ibu dan anak, serta seorang petugas pemadam kebakaran terluka. Selain itu, sekitar 2.000 jiwa juga  kehilangan tempat tinggal.

Seperti ditayangkan Liputan6 Siang SCTV, Jumat (30/3/2018), ratusan rumah di Taman Kota Kembangan, Jakarta Barat ludes dilalap api. Kendaran roda dua dan mobil pun jadi sasaran amuk api. Ratusan kepala keluarga sibuk mengais di lokasi kebakaran berharap masih ada harta benda yang bisa diselamatkan.

Sebagian warga memilih bertahan dengan tidur di depan rumahnya yang terbakar. Ada pula yang tinggal di pengungsian, sambil menyembuhkan luka akibat tertimpa kayu ketika menyelamatkan diri keluar dari kobaran api.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jumat pagi, mengunjungi lokasi kebakaran di kawasan Taman Kota Kembangan, Jakarta Barat. Kedatangan Anies disambut isak tangis sejumlah korban kebakaran. Salah seorang korban bahkan memeluk Anies dan menyampaikan keluh kesah. Pemprov DKI pun berjanji akan memberikan bantuan untuk korban kebakaran.

Sebelumnya, kebakaran hebat yang menghanguskan ratusan rumah di Taman Kota Kembangan, Jakarta Barat, telah menewaskan dua korban  yang merupakan ibu dan anak. Pihak keluarga tak kuasa menahan tangis saat melihat jasad ibu dan anak tersebut dievakuasi petugas pemadam kebakaran.

Tak hanya itu, petugas pemadam kebakaran mengalami kesulitan untuk menembus titik api. Sempitnya akses membuat dua orang petugas pemadam kebakaran terjebak dan mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya.

Dampak dari kebakaran di Taman Kota Kembangan, Jakarta Barat, juga mengganggu perjalanan kereta di Stasiun Taman Kota. Akibatnya, para penumpang kereta commuterline tersebut telantar. Musibah kebakaran yang meludeskan 300 lebih rumah itu diduga dipicu oleh korsleting listrik di tiang listrik bertegangan tinggi yang tersambar petir.