Sukses

Pakar IT: Hati-Hati Mengumbar Informasi di Facebook

Alfons Tanujaya pengamat keamanan teknologi informasi menyarankan agar menggunakan Facebook atau media sosial lainnya secara bijak.

Fokus, Jakarta - Skandal pencurian data pengguna Facebook memasuki babak baru. Penyalahgunaan data yang dilakukan Cambridge Analytica yang berbasis di London ternyata untuk kepentingan politik. Facebook juga ternyata menyimpan data riwayat SMS serta telepon di aplikasinya yang bernama messenger. Bila ini bocor atau disalahgunakan akan menjadi masalah besar.

Seperti ditayangkan Fokus Pagi Indosiar, Kamis (29/3/2018), Alfons Tanujaya pengamat keamanan teknologi informasi menyarankan agar menggunakan Facebook atau media sosial lainnya secara bijak. Karena banyak pengguna Facebook tidak menyadari bahwa dalam syarat dan ketentuan data mereka boleh digunakan oleh Facebook.

"Kalau kita di dalam Facebook sebagai contoh sesuatu yang tidak ada hubungannya tetapi bisa berdampak sangat besar. Contohnya like di Facebook, komen kita di Facebook, lalu postingan kita di wall seperti apa. Itu dianalisa sedemikian rupa sehingga bisa ketahuan profil orangnya seperti apa. Dalam jumlah besar dan ini terkait dengan teman-teman kita lalu data ini bisa mempengaruhi teman-temannya. Nanti ketahuan karakter dan pandangannya," ujar Pakar Keamanan IT Alfons Tanujaya.

Ia juga menambahkan jika memang Facebook memiliki banyak mudaratnya oleh masyarakat, silakan masyarakat menghindari Facebook untuk dipakai. Tetapi kalau ada manfaatnya, harus berhitung-hitung dengan berhati-hati dalam mengumbar informasi.