Sukses

Top 3 News Hari Ini: Jurus Kelit Fredrich dan Setya Novanto Hindari KPK

Top 3 News hari ini, Fredrich bersama Bimanesh diduga merekayasa sakit Setya Novanto untuk menghindari pemeriksaan penyidik KPK.

Jakarta - Top 3 News hari ini, untuk bisa lolos dari penangkapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi e-KTP, Setya Novanto bersama kuasa hukumnya, Fredrich Yunadi, mengeluarkan berbagai jurus bekelit agar terhindar dari proses hukum.

Fredrich membuat surat pengantar rawat inap Setnov karena kecelakaan, padahal saat itu Setnov tengah berada di dalam Gedung DPR bersama ajudan dan wartawan kontributor Metro TV, Hilman Mattauch.

Apakah ini artinya kecelakaan itu hanya sebuah rekayasa seorang Setya Novanto?

Selanjutnya, begitu tiba di RS Permata Hijau, dr Bimanesh mulai menjalani perannya. Dia menyuruh Indri untuk pura-pura memasang perban dan infus pada Setnov.

Sementara itu, duka keluarga korban kecelakaan Pesawat Merpati yang jatuh di hutan perbatasan antara Atinggola dan Bolangmongondow, Kabupaten Bolmut, Gorontalo, Sumatera Utara, pada 27 tahun silam kembali terusik.

Salah satu penumpang selamat, menceritakan detik-detik bagaimana si burung besi itu alami kecelakaan.

Hari itu langit cerah. Namun, saat sang pilot melakukan kontak dengan menara bandara dan meminta izin menurunkan pesawat dari ketinggian 8.000 kaki, di situlah akhir menara tak lagi mendapat kabar.

Saat pesawat masuk ke kabut tebal, tiba-tiba pesawat digoncang hebat.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News Hari Ini:

1. 5 Kepalsuan Setnov Dibongkar KPK, Perban Palsu hingga Jarum Infus Anak

Terdakwa dugaan korupsi proyek e-KTP, Setya Novanto (kiri) menyimak keterangan saksi pada sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (8/3). Sidang mendengar keterangan saksi-saksi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Jaksa KPK Takdir Suhan mengatakan, Fredrich merupakan aktor utama dalam perkara ini. Sedangkan Bimanesh, setelah pihak KPK mendapatkan bukti, menyatakan turut andil dalam pemufakatan jahat tersebut.

Dalam pemaparannya, jaksa KPK membongkar kepalsuan yang diperankan Setya Novanto saat kecelakaan hingga masuk Rumah Sakit Permata Hijau.

Sebelum Bimanesh tiba di RS Medika Permata Hijau, Fredrich lebih dahulu mendatangi RS. Fredrich meminta agar dokter Michael Chia Cahaya membuatkan surat pengantar rawat inap Setnov karena kecelakaan.

Padahal, saat itu Setnov tengah berada di dalam Gedung DPR bersama wartawan kontributor Metro TV Hilman Mattauch.

Kemudian, Bimanesh menyuruh Indri untuk pura-pura memasang perban di kepala Setya Novanto sesuai keinginannya.

Selengkapnya... 

2. 9 Aksi Kongkalikong Fredrich-Bimanesh Selamatkan Setnov dari KPK

Fredrich Yunadi dan dr Bimanes Sutarjo. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Peran Fredrich dan dr Bimanesh dalam dugaan merintangi penyidikan kasus e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto dibongkar oleh jaksa KPK.

Bagaimana kongkalikong Fredrich dan Bimanesh dalam upaya menyelamatkan Setya Novanto dari KPK?

Rabu, 15 November 2017, Fredrich menyarankan agar Setnov tak memenuhi panggilan penyidik KPK. Saat itu Setnov dijadwalkan akan diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP.

Di kediaman Setnov, Fredrich menampakkan batang hidungnya dan mengaku menjadi kuasa hukum Setnov. Padahal, saat itu Fredrich belum memiliki surat bahwa dirinya adalah orang yang akan memberikan bantuan hukum terhadap mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

Selengkapnya...

3. 10 Pengakuan Mengerikan Korban Selamat Pesawat Jatuh 27 Tahun Lalu

Warga temukan bangkai pesawat yang jatuh 26 tahun silam. Foto: (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Bangkai pesawat Merpati ditemukan warga di hutan perbatasan antara Atinggola dan Bolangmongondow, Kabupaten Bolmut, Gorontalo, Sumatera Utara. Penemuan itu berlangsung saat mereka tengah mencari sarang burung walet.

Kejadian itu terjadi pada Rabu, 30 Januari 1991 (sebelumnya tertulis 31 Januari 1992), atau 27 tahun silam.

Erwin merupakan salah satu penumpang pesawat berbaling-baling ganda itu. Peristiwa 27 tahun silam itu masih terekam baik di ingatannya.

Tak lama berselang, pilot melakukan kontak dengan menara bandara dan meminta izin menurunkan pesawat dari ketinggian 8.000 kaki. Kontak dengan menara itu, menjadi kontak terakhir antara pesawat dan menara bandara.

Lama ditunggu, rupanya pihak menara tak berhasil mendapat kabar dari pilot. Hingga 90 menit atau sudah lebih satu jam dari jadwal mendarat, tak ada lagi kontak pesawat dengan menara.

"Tiba-tiba pesawat terhempas, masuk kabut yang sangat tebal," ujar Erwin.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini