Sukses

Top 3 News Hari Ini: Yusril Dukung Kotak Kosong Jika Capres Hanya Satu

Top 3 News Hari Ini, Yusril Ihza Mahendra, PBB tidak akan berkoalisi dengan partai mana pun bila calon Presiden masih sama seperti Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Top 3 News Hari Ini, Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Yursil Ihza Mahendra berencana mendukung kotak kosong bila calon Presiden di Pilpres 2019 adalah calon tunggal. 

Dia juga menekankan akan menjadi kekuatan oposisi utama untuk mendapatkan kursi di parlemen dan membuat fraksi. 

Sementara itu, usai PBB lolos sebagai peserta Pemilu 2019, para kader PBB menunjuk Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra untuk maju sebagai calon Presiden 2019. Karenanya dibutuhkan lima partai untuk berkoalisi.

Kabar lainnya yang juga tak kalah disorot soal jaringan penyebar ujaran kebencian dalam wujud Muslim Cyber Army (MCA). Jika dibandingkan dengan Saracen, MCA punya motif politis yang kuat. Dengan cara seperti apa? Bisa dengan menghasut dan mempengaruhi opini publik.

Polisi kini masih memburu tiga pentolan MCA, salah satunya berada di Korea Selatan. Siapa saja mereka?

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 News Hari Ini: 

1. Yusril Sebut PBB Dukung Kotak Kosong di Pemilu 2019, Jika...

Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra di Bawaslu (Liputan6.com/ Rezki Apriliya Iskandar)

Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan langkah partainya jelang Pemilu Legilatif dan Pilpres 2019 mendatang. PBB, kata dia, tidak akan berkoalisi dengan partai mana pun bila calon Presiden masih sama seperti Pilpres 2019.

PBB, kata Yusril, akan berusaha mendapat kursi di parlemen dan membuat fraksi. Dengan demikian PBB menjadi pemimpin oposisi. "Kalau memang kita bisa membentuk fraksi sendiri, kalau perlu kita sendirian yang oposisi," kata Yusril.

"Kalau pilpres kembali ke calon tunggal atau mengulang 2014, kecenderungan saya adalah PBB lebih baik jadi leader oposisi. Bahkan kalau calon tunggal PBB lebih baik dukung kotak kosong saja. Jelas warna PBB seperti apa, jangan tergoda pada kekuasaan,"lanjut dia.

Selengkapnya...  

2. PBB Usung Yusril Jadi Capres 2019 dengan Koalisi 5 Partai

Ketum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra (tengah) bersama para pengurus bersorak usai mendengar putusan sidang adjudikasi di gedung Bawaslu, Jakarta, Minggu (4/3). Bawaslu mengabulkan gugatan PBB terhadap KPU. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor mengungkapkan, hingga kini partainya masih memutuskan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra untuk maju sebagai calon presiden 2019.

Afriansyah menyebutkan, kemungkinan besar partainya akan menjadi oposisi pemerintah dan akan berkoalisi dengan 5 partai.

"Ya tadi sudah disebutkan, dengan PKB, PAN, PKS, Demokrat, ada Gerindra," sebut dia.

Afriansyah juga menanggapi penetapan PBB sebagai partai peserta pemilu tahun 2019. Menurut dia, keterlambatan PBB menjadi parpol peserta Pemilu 2019 justru membawa banyak hikmah.

Selengkapnya... 

3. HEADLINE: Muslim Cyber Army Berkelindan dengan Saracen, Siapa Bermain?

Petugas kepolisian memberi keterangan saat menunjukkan enam anggota The Family Muslim Cyber Army yang terlibat kasus ujaran kebencian di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta (28/2). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Polri menguak jaringan penyebar kabar bohong atau hoax dalam wujud Muslim Cyber Army (MCA). Kelompok ini diduga berada di balik sejumlah isu yang bikin merinding dan mengesankan negara dalam kondisi genting: penyerangan terhadap ulama dan kebangkitan 'hantu' Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Jika dibandingkan dengan Saracen, dari sisi jaringan, MCA punya sebaran yang menjangkau seluruh Indonesia. Struktur MCA juga tidak sekaku Saracen, hal itu membuat gerakan mereka lebih cair.

Saat ini polri telah menangkap tujuh orang yang diduga pentolan MCA. Mereka ditangkap di sejumlah kota berbeda. Salah satunya, seorang perempuan, berprofesi sebagai dosen Bahasa Inggris di salah satu universitas ternama di Yogyakarta.

Selengkapnya...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini