Sukses

Pemerintah Diminta Tindak Tegas Pemecah Belah NKRI

Bamsoet mengatakan, pada tahun politik ini makin banyak pihak yang tidak senang dengan keutuhan NKRI.

Liputan6.com, Banjarnegara - Tak hanya narkoba, Indonesia juga diserang dengan isu-isu yang dapat mengoyak NKRI. Bahkan tak jarang, kabar itu dibungkus dengan isi yang dapat mengadu domba antarumat beragama.

"Terus terang saya galau melihat beberapa persoalan bangsa ini. Pertama, mengenai masalah adu domba antar-umat beragama. Kedua, masalah peredaran Narkoba," ujar Ketua DPR Bambang Soesatyo dalam acara Reses Ketua DPR di Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (28/2/2019).

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menambahkan, pada tahun politik saat ini makin banyak pihak yang tidak senang dengan keutuhan NKRI. Mereka mencoba mengobok-obok kerukunan umat beragama. Salah satu caranya merusak rumah ibadah dan penyerangan terhadap tokoh agama.

"Negara tidak boleh diam terhadap semua upaya yang berusaha memecah belah keutuhan NKRI dan mengadu domba antar-umat beragama. Negara harus hadir untuk menjaga dan melindungi seluruh warga negara Indonesia," ujar Bamsoet.

Mantan ketua Komisi III DPR itu juga menyoroti peredaran narkoba di Indonesia yang makin masif. Informasi yang diterima Badan Narkotika Nasional (BNN) dari intelijen Tiongkok, ada sekitar 5 ton sabu-sabu senilai Rp 10 triliun menuju perairan Indonesia.

Tangkapan pertama aparat adalah 1 ton sabu-sabu di Batam, Kepulauan Riau. Tangkapan kedua berupa 1,6 ton juga di Batam.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

600 Ton Bahan Sabu

Bamsoet menambahkan, berdasar info yang dikantongi BNN, masih ada sekitar 600 ton bahan baku sabu-sabu berkualitas tinggi senilai Rp 1.200 triliun atau hampir setengah dari total ABPN siap memasuki Indonesia.

"Pantauan terakhir ada disekitar perairan Timor Leste yang kemudian hilang dari pantauan satelit. TNI, Polri, BNN dan Bea Cukai harus tetap waspada," tandas Bamsoet.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.