Sukses

Sosok Profesor Sardjito Dianggap Layak Jadi Pahlawan Nasional

Profesor Sardjito juga telah berjasa dalam perjuangan kemerdekaan dengan membuat "Biskuit Sardjito" yang sangat membantu prajurit kemerdekaan di medan perang.

Fokus, Jakarta - Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Universitas Islam Indonesia (UII) Selasa pagi di Jakarta menggelar seminar nasional yang bertajuk "Ilmuan Pejuang, Pejuang Ilmuan". Seminar nasional ini merupakan salah satu tahap dalam upaya pengajuan Profesor Sardjito sebagai pahlawan nasional.

Seperti ditayangkan Fokus Indosiar, Rabu (28/2/2018), semasa hidupnya, Profesor Sardjito menekuni ilmu kedokteran. Profesor Sardjito juga telah berjasa dalam perjuangan kemerdekaan. Salah satu pangan yang sangat menolong para prajurit kala itu adalah Biskuit Sardjito yang diracik oleh Profesor Sardjito untuk para prajurit yang sedang bergerilya.

Dalam bidang pendidikan, Profesor Sardjito juga merupakan pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Gadjah Mada. Setelah itu, dia juga sempat menjadi rektor di Universitas Islam Indonesia.

Pengusulan Profesor Sardjito sebagai pahlawan nasional merupakan usulan kedua. Pengusulan pertama dilakukan saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saat itu, sudah sampai ke Presiden bersamaan dengan pengakuan Bung Karno dan Bung Hatta, namun Prof Sardjito belum diputuskan menjadi pahlawan nasional," kata Prof Panut Mulyono, Rektor UGM.

Menurut pihak pemerintah, dengan jasa-jasa serta kontribusi yang diberikan oleh Profesor Sardjito, ia sudah layak diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional.

"Kita punya aturan dan mekanisme di pemerintah, apakah persyaratan menjadi pahlawan nasional sudah dipenuhi atau belum. Kalau belum, nanti kita akan sampaikan kepada Rektor UGM," jelas Menko PMK Puan Maharani.

Apresiasi juga diutarakan beberapa tokoh akademisi yang menyatakan sosok Profesor Sardjito telah pantas menyandang gelar pahlawan nasional.

"Saya sering ikut untuk menilai kandidat pahlawan, berdasarkan perbandingan, Prof Sardjito sangat pantas untuk menyandang gelar pahlawan nasional," kata Budayawan Prof Taufik Abdullah.