Sukses

Menyoal Partisipasi Perempuan Diharapkan dalam Pilkada 2018

Ada 101 perempuan dari total 1.140 pendaftar bakal calon kepala daerah, dari jumlah itu hanya 92 yang memenuhi persyaratan.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Pilkada 2018, keikutsertaan perempuan masih sangat minim. Hal ini dipaparkan dalam diskusi yang digelar di Komisi Pemilihan Umum Jakarta.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Kamis (22/2/2018), Pilkada serentak 2018 hanya diikuti oleh 8,85 % perempuan. Ada 101 perempuan dari total 1.140 pendaftar bakal calon kepala daerah. Dari jumlah itu hanya 92 yang memenuhi persyaratan. Hal ini dipaparkan dalam diskusi yang digelar di KPU Jakarta.

"Partai dipaksa menghadirkan 30% di pusat dan dalam perbincangan antara kolega di partai politik, ini sepertinya keterwakilan perempuan hanya menyusahkan bukan disadari sebagai penyertaan kelompok perempuan agar demokrasi tidak defisit," ujar Koordinator Maju Perempuan Indonesia Lena Mariana Mukti.

Direktur Eksekutif Perludem (Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi) Titi Anggraeni, menganjurkan perempuan memiliki basis sosial untuk memperkuat posisi tawar dalam politik.

"Struktur sosial masyarakat kita itu banyak dikomandani oleh perempuan. Perempuan punya modal dan kemampuan untuk itu. Jadi dengan memperkuat basis sosial dan jejaring di masyarakat itu akan menjadi posisi tawar yang dimiliki perempuan," kata Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini.

"Memang strateginya kalau anak-anak perempuan lulus SMA itu sudah harus kita tangkap sebagai kader. Tapi itu harus terus dikawal sampai mereka menjadi perempuan yang akan terjun di dunia politik," jelas Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Hemas.

Meski jumlahnya masih kecil, tingkat partisipasi perempuan dalam pilkada 2018 meningkat dibanding tahun sebelumnya.