Sukses

Kapolri: Itu Pidato Setahun Lalu, yang Muncul Sudah Dipotong

Tito menjelaskan, pidato itu terucap setahun lalu, saat dirinya berkunjung ke pondok pesantren milik KH Ma'ruf Amin.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengklarifikasi video yang beredar soal penggalan pidato yang dinilai publik menyudutkan sebagian ormas Islam. Menurut dia, tidak ada niatan dalam perkataannya yang bermaksud menyinggung.

"Saya berikan klarifikasi pidato saat itu. Secara kontekstual, dan sekali lagi saya tidak ada niat untuk tidak membangun hubungan di luar NU dan Muhamadiyah. Polri sangat ingin membangun huhungan dengan ormas mana pun sepanjang visi misinya konsisten Pancasila," terang Tito di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2018).

Mantan Kapolda Papua ini menjelaskan, pidato itu terucap setahun lalu, saat dirinya berkunjung ke pondok pesantren milik KH Ma'ruf Amin. Durasi dari pidato itu adalah lebih dari 20 menit, karenanya Kapolri heran mengapa hanya dua menit yang dimunculkan.

"Itu Februari tahun lalu, bisa muncul sekarang dan dipotong. Kata sambutan saya itu panjang, dan hanya dipotong dua menit," ujar dia.

Mantan Kepala BNPT ini pun yakin bahwa isi penyampaiannya adalah bertolak belakang dengan persepsi publik saat ini. Karena, saat itu banyak saksi para ulama lain yang mendengar, termasuk salah satunya Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin.

"Bapak-Bapak pimpinan ormas Islam, dan kepada Pak KH Ma'ruf, Beliau adalah saksi yang mendengar, sekali lagi itu acara setahun lalu dan dipotong (durasi pidatonya)," Kapolri Tito memungkasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PBNU Anggap Selesai

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Dalam pertemuan itu, Kapolri terbuka dan menerima semua masukan yang diberikan ormas Islam. Pertemuan pun berlangsung santai.

Said menuturkan, tidak ada lagi polemik terkait video yang dianggap atau seolah-olah Kapolri meninggalkan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah dalam membangun negeri.

"Saling sharing, tuker pendapat. Tadi pun pertemuan sangat santai tidak ada yang serius, sangat cair dan tidak tegang kok," kata Said di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Dia menegaskan, tidak perlu lagi ada pertemuan lanjutan dan membahas soal video Kapolri. Yang perlu, kata Said, yaitu menjaga silaturahmi dan berkoordinasi untuk meredam gerakan radikalisme.

"Masalah pidato Pak Kapolri sudah selesai, tidak lagi ada kelanjutan, tidak diperlukan lagi tabayun. Sudah selesai di sini. Pak kapolri juga akan bersafari ke kantor ormas-ormas ya," dia memungkasi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.