Sukses

Bupati: 25 Anak di Tangerang Derita Kurang Gizi, Bukan Gizi Buruk

Puluhan warga Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang dikabarkan mengalami gizi buruk.

Liputan6.com, Tangerang - Puluhan warga Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang dikabarkan mengalami gizi buruk. Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar langsung mendatangi warganya untuk membuktikan langsung laporan tersebut.

Zaki mengaku menerima kabar bila ada sejumlah 25 warganya yang mayoritas usia balita dan anak alami gizi buruk. Namun saat kunjungannya pada Minggu (28/1/2018), dia mengklaim tidak ada warganya alami gizi buruk.

Salah satunya adalah Mahesa (10), anak tersebut sempat viral di media sosial dan televisi bila dia terkena gizi buruk dan tidak bersekolah. Namun, Zaki mengklaim bila warganya itu hanya menderita kekurangan gizi atau malgizi.

"Kami meninjau para anak yang diduga oleh salah satu stasiun TV penderita gizi buruk, kami Pemkab ingin meluruskan info mengenai pemberitaan tersebut bahwa kasus medis perlu kehati-hatian agar info tidak sesat," ujar Zaki disela kunjungannya.

Dia mengatakan, Mahesa dan 24 anak lainnya yang mengalami kurang gizi sudah ditangani di Puskesmas setempat. Hal tersebut lantaran pihak Puskesmas telah memiliki data mengenai kondisi seluruh anak.

"25 anak kurang gizi tersebut sudah ditangani Puskesmas, dan kami punya data valid untuk anak tersebut mengenai rekam medis sejak diketahui mengalami kurang gizi," ujarnya.

Mayoritas kasus kurang gizi, jelas dia, lantaran penyakit bawaan sehingga kurang dapat mencerna asupan makanan dengan baik. Untuk itu, pihaknya pun akan merujuk Mahesa ke rumah sakit agar dapat ditangani dengan lebih baik.

"Kondisi ini memang bawaan lahir yang mengganggu pola makan anak, kasus Mahesa lebih baik dokter yang tangani," kata Zaki.

Dia mengatakan, adanya kasus kurang gizi disebabkan adanya pola hidup yang tidak sehat. Selain itu, kurangnya asupan nutrisi yang mencukupi di usia emas membuat pertumbuhan anak terhambat.

"Perlu ditegaskan lagi, antara gizi buruk dan kurang gizi itu berbeda, kurang gizi itu karena pola hidup yang tidak sehat, misalnya waktu balita dia engga suka sayur lalu tidak makan sayur sama sekali, atau setiap hari makannya kerupuk sama mie instan karena anaknya cuma suka itu," ujarnya.

Menurut Zaki, perlu adanya pembinaan yang lebih intensif kepada masyarakat Kabupaten Tangerang agar menerapkan pola hidup sehat serta menerapkan empat sehat lima sempurna kepada anak-anaknya.

"Makanya harus ada pembinaan ke masyarakat agar mereka paham empat sehat lima sempurna khususnya di usia emas, sebenarnya kita sudah ada aplikasi si jari emas untuk anak sejak masih didalam kandungnya dan ada program balita untuk lanjutannya," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penanganan Kasus Kurang Gizi

Zaki mengatakan dari 25 anak yang didiagnosa terkena kurang gizi, hanya terdapat empat anak lagi yang masih dalam pengawasan. Pasalnya, ke 21 anak lainnya sudah dinyatakan membaik.

"Dari 25 anak, hanya tinggal empat anak yang masih dalam tahap pengawasan," ujarnya.

Kasus kurang gizi biasanya ditemukan oleh kader posyandu yang aktif dimana saat ditemukan kasus akan langsung dilaporkan ke kecamatan dan Puskesmas untuk diberikan penanganan.

"Jadi dalam satu tahun, ada kader posyandu yang aktif memantau kondisi wilayahnya menemukan adanya kasus kurang gizi, nah kasus tersebut akan dilaporkan ke Kecamatan dan ke Puskesmas untuk dilakukan penanganan dan dirujuk ke klinik gizi," ujarnya.

Untuk penanganannya sendiri, Lanjut Zaki, pihak Puskesmas akan memberikan asupan gizi yang dibutuhkan. Meski begitu, faktor keluarga adalah yang Utama dalam memenuhi kebutuhan asupan gizi bagi anak tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.