Sukses

Panglima TNI: Pengiriman Satgas ke Asmat Bukan untuk Pencitraan

Panglima TNI menegaskan pada ratusan personel TNI yang berangkat ke wilayah Asmat, Papua, untuk tidak melakukan pencitraan.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan tidak ada ancaman kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada wilayah terjangkit wabah penyakit di Papua. Seperti di Asmat yang terpapar penyakit Campak.

"Sudah disiapkan semua, didampingi oleh Kodam. Sehingga tidak mungkin kita lepas," ujar Panglima Hadi pada upacara pelepasan Tim Satgaskes TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (25/1/2018).

Panglima TNI juga menegaskan kepada ratusan personel TNI yang berangkat ke wilayah Asmat, Papua, untuk tidak melakukan pencitraan. Dia meminta, semua prajurit dalam Tim Satgaskes TNI harus membantu dengan ikhlas dan bekerja sepenuh hati.

"Perlu saya ingatkan bahwa kehadiran kita dan instansi lainnya adalah demi membantu saudara kita yang tertimpa kemalangan, dan bukan mencari panggung pencitraan," tegas Hadi dalam pidatonya.

Pemberangkatan ini diketahui atas dasar misi kemanusiaan menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah campak dan gizi buruk di Asmat, Timika, dan beberapa wilayah lain di Papua. Panglima Hadi memerintahkan, tiap satuannya bisa berkoordinasi dan cepat mengambil langkah pencegahan.

"Satgas saya perintahkan agar koordinasi dengan satuan lain yang sudah tergelar di wilayah operasi. Lakukan perkiraan cepat, ambil berbagai langkah untuk menanggulangi musibah di wilayah operasi," tegas mantan KSAU ini.

Sebanyak 260 personel satuan tugas dalam misi kesehatan (Satgaskes) gabungan TNI diterbangkan menuju wilayah Asmat, Timika, Papua dan Papua Barat. Misi ini untuk menangani gizi buruk dan wabah penyakit campak.

"Saya ingin memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras ini, hari ini kita dapat memberangkatkan Satgaskes TNI. Semoga Allah melindungi setiap langkah kita demi TNI dan NKRI," Hadi menutup.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perintah Presiden Jokowi

Panglima Hadi menjelaskan, misi ini adalah tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo. Terdiri dari gabungan dokter spesialis, seperti anak, kandungan, penyakit dalam, THT.

"Mereka tim medis dari Puskes TNI, Puskes TNI AD, Diskes TNI AL, dan Diskes TNI AU," terang dia.

Satgaskes TNI ini dikomandoi oleh Letkol Ckm dr Shohobul Hilmi, Sp OT asal Danyonkes Divif 2 Kostrad. Terbagi dalam tujuh divisi, yakni Kelompok Markas Komando Satuan Tugas, Seksi Permarkasan, Tim Analisis, Tim Pemeliharaan dan Pencegahan, Tim Evakuasi, Tim Pelayanan Kesehatan, dan Peleton Pengawal.

"Mereka nanti diberangkatkan menggunakan pesawat TNI AU, rute Halim-Hasannudin. Menginap semalam di Makassar, lalu dilanjut menuju Patimura dan Timika," jelas dia.

Wilayah laut dan pegunungan disebut menjadi medan berat bagi tim yang berangkat ke Asmat, Papua. Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen Ben Rimba menceritakan, akses menjadi tantangan tersendiri bagi korps TNI dalam misi kemanusiaan ini.

"Kita pakai pesawat kecil, lalu kapal, lalu pakai speedboat lagi. Ini sulit sekali. Daya angkut terbatas. Jalan kaki 5 sampai 7 hari jadi memang kendala transportasi dan sinyal," terang dia.

Sebagai informasi, sebanyak 260 personel satuan tugas dalam misi kesehatan (Satgaskes) gabungan TNI diterbangkan menuju wilayah Asmat, Timika, Papua dan Papua Barat. Misi ini untuk menangani gizi buruk dan wabah penyakit campak.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.