Sukses

Ketika KRL Tak Ramah kepada Balita

Terdengar suara tangis anak kecil di tengah gerbong umum kereta listrik (KRL) jurusan Bekasi-Manggarai pagi itu.

Liputan6.com, Jakarta - Terdengar suara tangis anak kecil di tengah gerbong umum kereta listrik (KRL) jurusan Bekasi-Manggarai, Rabu 8 November pagi. Gerbong memang sedang penuh, terlebih saat itu merupakan jam sibuk KRL menuju Ibu Kota.

Tangis tersebut berasal dari seorang anak tiga tahun yang tengah digendong sang ayah. Mereka naik dari Stasiun Kranji, Bekasi, pukul 07.05 WIB. Saat memasuki gerbong, posisi bapak dan anak laki-lakinya itu berada di tengah-tengah antara dua pintu masuk.

Sang ayah pun tak berdaya walau hanya sekedar meraih besi pegangan tangan. Kedua tangannya terus memegang badan anaknya yang dibalut kain gendongan.

Saat kereta berhenti di Stasiun Cakung, Jakarta Timur, badan sang ayah kembali terdorong maju dan tertahan oleh penumpang di depannya. Saat kereta mulai bergerak kembali, si bapak hanya berusaha menjaga keseimbangan agar dia dan anaknya tak terjatuh ke penumpang lainnya.

Namun saat bersenggolan dengan penumpang lainnya, anaknya mulai rewel dan menangis memanggil ibunya.

"Mama, mama," ucap si anak.

Sang bapak langsung menenangkannya dengan berkata mereka secepatnya akan bertemu dengan ibu. Setiap stasiun arah Manggarai, seperti Stasiun Kelender Baru, Buaran, Klender penumpang juga semakin bertambah yang menyebabkan bapak dan anak ini semakin terdorong ke penumpang lainnya.

Dia lalu memberikan ponselnya kepada si anak agar tenang di antara desakan penumpang lainnya. Sesekali si anak diam, namun ada kalanya dia kembali rewel. Terutama saat kereta berhenti ataupun bergerak.

Melihat kejadian itu, beberapa penumpang langsung berinisiatif menanyakan kepada penumpang lainnya yang duduk untuk bertukaran dengan bapak dan anaknya itu. Namun, tak satupun dari mereka menggubris permintaan tersebut.

"Ada yang masih muda enggak? Kasihan ini bapak-bapak gendong anak kecil," ucap beberapa penumpang saling bergantian.

Pertanyaan yang sama itupun beberapa kali dilontarkan saat si anak mulai rewel karena berhenti di beberapa stasiun sebelum tujuan akhirnya keduanya di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

"Bentar lagi kita sampai ya, nanti ketemu mama," kata si bapak dalam perjalanan dari Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur ke Manggarai, masih dalam KRL.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Drama Serupa

Kejadian serupa ternyata juga dialami oleh beberapa pengguna lainnya. Salah seorang penumpang asal Stasiun Bekasi Timur, Nadia Jovita mengatakan tak hanya seorang bapak yang mengalami itu, namun ada seorang ibu bersama anaknya juga tak mendapatkan tempat duduk.

Kata dia, saat mencoba menanyakan kepada para penumpang tak sedikitpun mereka meninggalkan tempat duduknya untuk sang ibu. Penumpang lainnya sibuk melakukan kegiatan lain ataupun tidur dengan menggunakan penutup telinga.

"Mukanya sudah capek gitu, itu waktu jam-jam pulang kerja. Saat sudah mulai sepi barulah dapat bangku," ucap Nadia kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (8/11/2017).

Tak hanya itu, penumpang asal Bogor, Gespy juga mengaku beberapa kali melihat kejadian yang sama saat hendak bepergian. Apalagi saat akhir pekan dimana para keluarga hendak pergi jalan-jalan menggunakan ular besi itu.

Beberapa penumpang yang mendapatkan bangku sebelumnya, enggan memberikan kepada mereka yang membawa anak.

"Sudah disindir sama ibu-ibu juga yang pada tidur dan yang duduk pada enggak peduli. Cuek gitulah," kata Gespy.

Beberapa waktu lalu, Juru bicara PT Kereta Commuterline Jabodetabek, Eva Chairunisa menyayangkan adanya penumpang yang belum memiliki kesadaran untuk bertransportasi publik dengan baik.

"Imbauan sudah ada untuk kursi prioritas sendiri selain pemasangan signage, juga di sosialisasikan melalui announcer yang ada di KRL secara rutin menghimbau terkait kursi prioritas tersebut," ujar Eva kepada Liputan6.com.

Eva pun meminta penumpang bekerja sama untuk mengikuti aturan dan bertoleransi dengan penumpang lainnya saat menggunakan transportasi publik KRL.

"Apabila ada kondisi demikian seperti pura-pura tidur atau lainnya pengguna dapat melaporkan pada petugas pengawalan KRL yang ada di rangkaian, agar petugas tersebut dapat langsung menangani hal itu," tandas Eva.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.