Sukses

Bakamla Siaga Bantu Evakuasi Pengungsi Bila Gunung Agung Erupsi

Bakamla siapkan kapal Patroli bila Gunung Agung meletus. Ada dua skenario evakuasi melalui jalur laut.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia turun tangan membantu antisipasi dampak letusan Gunung Agung, Bali. Bakamla menyiagakan kapal patroli KN Gajah Laut-4804 untuk mengevakuasi warga melalui jalur laut.

"Kami rencanakan mengangkut pengungsi menuju tempat yang aman. Apabila melewati jalur laut, yang paling aman adalah ke Lombok," ujar Deputi Operasi dan Latihan Bakamla RI, Laksamana Pertama TNI Semi Djoni Putra saat melakukan kunjungan di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, Bali.

Gunung Agung sendiri saat ini masih berstatus awas. Kunjungan Semi Djoni untuk memantau kesiapan kapal patroli KN Gajah Laut-4804 beserta seluruh personel.

Ia menjelaskan tahapan skenario evakuasi jalur laut. Warga, kata dia, akan dikumpulkan di wilayah Karangasem. Ada dua skenario jalur evakuasi.

"Setelah pengungsi terkumpul kami akan gerakkan menuju Dermaga Tanah Ampo dan Padang Bai," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Rabu (25/10/2017).

Dalam operasi evakuasi pengungsi Gunung Agung, KN Gajah Laut-4804 tergabung dalam Satuan Tugas Laut (Satgasla) di bawah kendali operasi Komandan Lanal Denpasar. Titik tunggu kapal berada di Dermaga Lembar, Lombok.

KN Gajah Laut-4804 merupakan kapal dengan panjang 48 meter. Armada ini memiliki kemampuan patroli dan SAR di wilayah teritorial Indonesia dan Zona Tambahan.

Kapal KN Gajah Laut-4804 dikomandani oleh Mayor Laut (P) Beni Hermawan dan diawaki oleh 24 personel. Sebelumnya kapal pernah melaksanakan operasi bersama kapal patroli dari Australia dari Australian Border Force dan Ditjen PSDKP KKP di Laut Timor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harapan Gubernur

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengharapkan status vulkanik Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, yang saat ini masih berstatus Awas (Level IV) dapat diturunkan. Dengan demikian, sebagian kegiatan perekonomian masyarakat setempat dapat kembali hidup.

"Kalau seandainya ini bisa diturunkan statusnya menjadi Siaga saja, radiusnya menjadi 6 kilometer," ucap Pastika usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa (24/10/2017), dilansir Antara.

Bila radius 6 kilometer, berarti yang mengungsi itu tinggal setengahnya saja. "Jadi, kegiatan perekonomian setengahnya akan hidup," tutur Pastika.

Namun, ia tidak memungkiri jika berdasarkan keterangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), belum berani menurunkan status.

Menurut dia, kalau dilihat fakta penetapan status Awas yang sudah sebulan lebih (sejak 22 September 2017) telah menimbulkan dampak yang panjang. Baik dari sisi ekonomi, psikologi, pendidikan, kesehatan, hingga pemuktahiran data pemilih, bahkan kejenuhan para pengungsi.

Di samping itu, ucap dia, dampak material bangunan menjadi tidak ada. Bukan saja masyarakat di sekitar Gunung Agung menjadi tidak bekerja, tapi bagi pekerja bangunan terpaksa menganggur juga. Hal ini akan berpengaruh pada tersendatnya target penyelesaian sejumlah proyek pemerintah hingga permasalahan anggaran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.