Sukses

Terjun Bawa Anjing, Aksi Kopassus Pecahkan Rekor MURI

Anjing yang dibawa dalam penerjunan adalah anjing penyerang. Ketinggian terjun mencapai 8 ribu kaki.

Liputan6.com, Jakarta Ada pemandangan menegangkan kala prajurit TNI unjuk kebolehan di perayaan HUT ke-72 TNI, yaitu aksi personel Kopassus yang terjun bebas (free fall) sambil membawa anjing. Dengan aksi tersebut, Kopassus berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Aksi tersebut dilakukan enam penerjun Baret Merah, di Dermaga Indah Kiat Merak, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2016).

Anjing yang dibawa dalam penerjunan adalah anjing penyerang dan ketinggian terjun mencapai 8 ribu kaki. Aksi ini disebut belum pernah terjadi di Indonesia, tapi aksi ini digunakan pasukan khusus militer di Amerika Serikat.

"Betul terjun dengan membawa satwa anjing ini belum pernah tercatat di Rekor MURI apalagi ada enam penerjun beserta satwa/anjing," kata Manager Operasional MURI, Triyono, dalam keterangan tertulis yang dirilis Penerangan Kopassus, Kamis (5/10/2017).

Pemecahan Rekor MURI disaksikan pendiri MURI, Jaya Suprana, dan Direktur Utama MURI, Aylawati Sarwono. 

Anjing yang dibawa dalam penerjunan adalah anjing penyerang, ketinggian terjun mencapai 8 ribu kaki. (dok. Kopassus)

Sementara itu, salah satu penerjun yang membawa satwa anjing, Sertu Teddi M Romdhon, mengatakan, terjun bebas militer dengan membawa anjing ini punya keunikan tersendiri. Sebab, setiap penerjun harus mampu menjinakkan satwa agar satwa yang ikut terjun bisa beradaptasi ketika melaksanakan penerjunan dari udara.

"Sebelumnya kami harus menyatu dengan satwa yang akan kita bawa untuk terjun, sehingga dalam pelaksanaan latihan sehari-hari, kita ajak satwa itu untuk bermain-main dan bercengkerama serta dielus-elus agar jinak dan nurut," kata Teddi.

Selain aksi heroik terjun bebas militer dengan membawa satwa anjing penyerang, Kopassus juga melibatkan prajuritnya dalam demonstrasi free climbing dengan memanjat sisi kiri dan kanan videotron tanpa bantuan alat pengaman.

Biasanya panjat dinding dilakukan dengan menyiapkan alat seperti tali karmantel, harness dan karabiner.

"Satu-satunya alat pengaman yang paling baik dalam free climbing adalah dirinya sendiri saat mempertunjukkan keterampilannya dalam memanjat," tulis penerangan Kopassus.

Saksikan juga video menarik berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.