Sukses

Jelang Hari Santri Nasional, Asosiasi Pesantren NU Kunjungi JK

Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia, atau lebih dikenal dengan sebutan Rabithah Ma’ahid Islamiyah, mendatangi Wapres Jusuf Kalla.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI), mendatangi Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK. Mereka datang untuk beraudiensi mengenai persiapan perayaan Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2017.

"Kami hadir untuk beraudiensi mengenai persiapan Hari Santri Nasional tahun 2017 yang rangkaian acaranya sudah dimulai. Tetapi acara puncaknya nanti 22-29 Oktober di Bandung. Kami mengundang Beliau untuk membuka rangkaian acara tersebut," kata Ketua RMI Abdul Ghaffar Rozin di kantor Wapres, Jakarta, Senin (2/10/2017).

Namun, ujar dia, JK berhalangan hadir lantaran akan ada kunjungan kerja ke Istanbul, Turki.

"Meskipun demikian, Beliau beri dukungan yang sangat besar terhadap perayaan Hari Santri ini. Karena perayaan Hari Santri ketiga ini fokus pada perayaan yang bukan hanya seremonial, tetapi lebih kepada hal-hal yang sifatnya substansial," ujar Abdul.

Dia pun menegaskan, bukan hanya Wapres saja diundang. Rencananya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga diminta hadir pada penutupan acara tersebut.

"Jokowi akan kita undang untuk penutupan. Puncaknya penutupan itu tanggal 29, untuk penutupan Hari Santri Nasional dan final Liga Santri Nusantara," tutur Abdul.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hari Santri

Hari Santri Nasional dideklrasikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 22 Oktober 2015. Hari ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang mengatur tentang Hari Santri.

Pada perayaan yang ketiga, Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU, menggelar grand launching Hari Santri.

Adapun tema yang diambil adalah 'Santri Mandiri, NKRI Hebat'. Tema ini menegaskan radikalisme atas nama agama, ideologi khilafah anti-Pancasila, bukanlah mazhab santri Nusantara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.