Sukses

Pemprov DKI Sediakan 8.900 Rusun Siap Huni Awal 2018

Djarot mengatakan, akan memperketat seleksi bagi warga yang akan tinggal di rusun.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Pemprov tengah mempersiapkan 8.900 unit rumah susun. Pembangunannya diperkirakan rampung akhir tahun 2017.

"Bisa ditempati insyaallah pada Januari-Februari 2018," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2017).

Ia menjelaskan, rusun itu merupakan salah satu komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam pembangunan hunian vertikal. Apalagi saat ini banyak masyarakat membutuhkan hunian yang terjangkau.

"Sebagian yang datang ke saya rata-rata ingin masuk ke rusun. Sudah lebih dari 11 ribu warga," ujar dia.

Djarot mengatakan, telah meminta Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Pemukiman DKI Jakarta, Agustino Dharmawan, untuk mendata penghasilan penghuni rusun. Sebab, informasi yang didapatkannya, terdapat penghuni yang memiliki kendaraan roda empat.

Mantan Wali Kota Blitar itu meminta, penghuni rusun yang berkategori mampu mengembalikan tempat tinggalnya kepada Pemprov DKI. Hal itu untuk memberi kesempatan pada warga lain yang tidak mampu.

"Bagi penghuni rusun yang sudah mampu, itu hendaknya juga memberikan kepada orang lain. Boleh diberikan kepada keluarga inti, tapi di luar itu jangan dong, kita akan perketat," jelas Djarot.Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden di Rusun

Di samping kabar gembira soal ketersediaan rusun baru, ada pula kisah pilu dari rumah susun. Beberapa waktu lalu, penghuni lantai tiga Blok A Rusun Pulogebang, Jakarta Timur, dikagetkan dengan kedatangan seorang pria berinisial MN alias Joker.

Pria yang membawa kapak dan gergaji besi itu tiba-tiba mendatangi penghuni rusun, yang tengah beribadah di lantai tiga Blok A. Tidak jelas alasan Joker memarahi dan memaki-maki jemaah.

Ingrid, warga lantai tiga Blok A ini menuturkan, kejadian ini berlangsung Sabtu sore, sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, kurang lebih 20 anak yang didampingi beberapa orangtua tengah menggelar ibadah di selasar lantai 3 Blok A.

"Kejadian jam 4, jadwal ibadah anak kecil. Baru nyanyi-nyanyi sekitar 10 menit dan mau doa pembuka. Namanya anak-anak kan teriak-teriak," tutur Ingrid kepada Liputan6.com, Sabtu 23 September 2017 lalu.

"Nah, baru mau doa pembuka, si bapak itu dateng dari lantai empat, dia marah-marah, 'ada apa neh?" dia melanjutkan.

Menurut Ingrid, tidak jelas alasan Joker membubarkan peribadatan anak itu. "Pas ditanya, enggak jelas alasannya, ngalor ngidul, kayak kesetanan," ucap Ingrid.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.