Sukses

Kepsek SD Tanjung Duren Minta Maaf Video Penculikan Siswi Hoaks

Saat rekonstruksi berlangsung, ketiga siswi itu masih tetap konsisten mengaku bahwa ada upaya penculikan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Sekolah SDN 1 Tanjung Duren Selatan Mulyadi, meminta maaf atas beredarnya video terkait dugaan penculikan terhadap siswanya. Menurut dia, setelah dilakukan rekonstruksi, pengakuan siswa dalam video yang menjadi viral tersebut adalah tidak benar.

"Saya minta maaf. Tidak ada unsur kesengajaan untuk mempermainkan ini. Karena saya yakin (ketika itu) anak ini benar dan saya ingin melindunginya," ujar Mulyadi saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (14/9/2017).

Dia menjelaskan, saat rekonstruksi berlangsung, ketiga siswi itu masih tetap konsisten mengaku bahwa ada upaya penculikan. Mereka mengaku disekap hingga akhirnya lolos setelah menggigit tangan penculik tersebut.

"Pengakuannya konsisten sampai terakhir reka ulang. Terakhir sampai jam 16.00 WIB, ketiganya mengaku disekap dan menggigit pelaku," jelas dia.

Namun setelah diteliti lebih mendetail, polisi menemukan ada kejanggalan antara keterangan ketiga siswi dengan rekaman CCTV yang diamankan petugas kepolisian. Dalam rekaman itu, para siswi tidak mengalami pembekapan oleh orang tak dikenal.

"Dalam CCTV memang ada mobil keluar. Dibuka pintu mobil, keluar orang colek si anak. Tidak dibekap, cuman ditowel. Dan dia lari disangka mau narik dia," terang Mulyadi.

Mobil tersebut, menurut Mulyadi, biasa melintasi daerah tersebut karena parkir tak jauh dari lokasi sekolah SDN 1 Tanjung Duren. Selain itu, orang yang menumpangi mobil tersebut merupakan warga sekitar.

"Orang yang ada di mobil itu juga sudah diperiksa sama polisi," ujar dia.

Saksikan tayang video menarik berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sang Anak Minta Maaf

Mendapati ada perbedaan, polisi memanggil Mulyadi agar bisa membujuk anak bersikap jujur. Usai itu, Mulyadi pun menghampiri anak didik dan kemudian memeluknya. Mereka pun menangis dan mengakui kejadian itu tidak benar.

"Anaknya peluk saya dan minta maaf. Saya harus lindungi dan membantu anak ini. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti ini lagi, karena meresahkan orang," ujar dia.

"Saya akan membina anak-anak dan akan diinfromasi kepada anak-anak, enggak boleh seperti ini lagi," imbuh Mulyadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.