Sukses

14 Negara Ikut Workshop Pengukuran Produktivitas Perguruan Tinggi

Workshop Pengukuran Produktivitas bagi Perguruan Tinggi diikuti 14 negara dari 20 negara anggota APO,

Liputan6.com, Yogyakarta Sebagai institusi pencetak tenaga kerja kompeten di masa depan, institusi perguruan tinggi dituntut untuk lebih produktif dan berdaya saing.

Kualitas layanan yang diberikan oleh perguruan tinggi akan menentukan kualitas lulusan yang dihasilkan. Itulah sebabnya, peningkatan produktivitas perguruan tinggi sangat penting. Melihat pentingnya hal tersebut Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Asian Productivity Organization (APO) menggelar workshop Pengukuran Produktivitas bagi Perguruan Tinggi.

"Saya berharap dengan diadakannya workshop ini, kita semua bisa meningkatkan produktivitas dan kinerja perguruan tinggi yang ada di Negara kita masing-masing," Kata Direktur Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Muhammad Zuhri, seusai membuka Workshop Pengukuran Produktivitas di Perguruan Tinggi, Yogyakarta (7/8).

Menurut Zuhri, Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan organisasi untuk mengimplementasikan strategi secara efektif untuk memastikan semua tujuan dapat dicapai.

"Yang dapat dipergunakan mengukur kinerja adalah efisiensi atau produktivitas yang mengevaluasi hubungan antara input dan output," tambahnya.

Lebih lanjut Zuhri menjelaskan, Untuk kasus Indonesia, kita memiliki sekitar 4000 perguruan tinggi sekitar 300 Institusi. Pelatihan Keria yang dimiliki pemerintah, dan lebih dari 8000 Institusi Pelatihan Kerja Swasta.

"Peningkatan produktivitas institusi pendidikan dan pelatihan tersebut, tentunya merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia. Diperlukan komitmen yang tinggi dari seluruh pihak," jelas Zuhri.

Workshop tersebut diikuti 14 negara dari 20 negara anggota APO. Negara-negara tersebut adalah Indonesia, Pakistan, Pilipina, Sri Lanka, Bangladesh, Kamboja, Fiji, India, Iran, Laos, Malaysia, Nepal, Thailand dan Vietnam.
Adapun Jepang, Korea, China, Hong Kong, Singapura, dan Mongolia tidak mengirimkan perwakilannya.

Sebagai narasumber Prof. William F Massy dari Stanford University dan Prof. Hamish Coates dari University of Melbourne.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.