Sukses

Upaya Polda Banten Cegah Radikalisme

Wilayah Banten secara keseluruhan tidak dapat dikatakan daerah rawan radikalisme.

Liputan6.com, Jakarta - Divisi Humas Polri melakukan sosialisasi kegiatan antiradikalisme di Polres Serang, Banten. Di wilayah ini, tercatat banyak terjadi tindak terorisme.

Tak ingin kejadian serupa terulang, Polda Banten menyiapkan beberapa upaya pencegahan pergerakan kelompok garis keras atau radikal.

"Wilayah Banten memang sejarahnya kita pernah ada pelaku teror Imam Samudera, dua bulan terakhir Densus menangkap 5 lebih pelaku teror. Upaya yang sudah kita lakukan mencoba memberi pemahaman," ujar Wakapolda Banten Kombes Aan Suhanan di Polda Banten, Selasa (1/8/2017).

Dia mengatakan, upaya untuk menghadang terorisme di Banten dilakukan dengan cara memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui tokoh, ulama, dan kiai.

Pencegahan penyebaran paham radikalisme juga diberikan di lingkup pendidikan Banten. "Dengan Perguruan Tinggi, sekolah-sekolah, kerjasama beri pemahaman bahaya (radikalisme)," ucap Aan.

Menurut Analisis Kebijakan Divisi Humas Polri Kombes Sulistyo Pudjo, wilayah Banten secara keseluruhan tidak dapat dikatakan daerah rawan radikalisme. Sebab, 80 persen masyarakatnya menganut islam moderat.

"Banten ini dibilang tenang ya tidak, rawan tidak. Masyarakat agamis tradisional NU 80 persen dan semuanya 99 persen sangat moderat. Jadi kita yakin kekuatan ini," ucap dia.

Sulistyo berharap, para tokoh masyarakat dan agama memberikan pemahaman di pesantren dan warga untuk sama-sama melawan ajaran radikal.

"Kita harap berbagai kegiatan yang ada berbagai tokoh agama lewat pesantren, pengajian tolong menyampaikan bahwa kita harus bersama sama melawan ajaran radikal. Kalau kita anggap mereka (teroris) sepi, sebenarnya mereka bergerak terus cari pengikut," ucap Sulistyo.

Kepolisian berharap, warga Serang berperan aktif melaporkan bila melihat atau mendengar kegiatan mencurigakan kelompok radikal.

"Jika ada lihat, dengar ada kegiatan mencurigakan tolong segera lapor ke aparat terdekat," Sulistyo menandaskan.

 

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.