Sukses

Polri: Penyerangan 2 Anggota Brimob Sudah Direncanakan

Namun Rikwanto belum bisa memastikan apakah ada pelaku lain dalam peristiwa penyerangan 2 anggota Brimob.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus menyelidiki kasus penyerangan terhadap dua anggota Brimob di Masjid Falatehan dekat Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Peristiwa tersebut diduga memiliki kesamaan dengan penyerangan di Mapolda Sumatera Utara oleh simpatisan ISIS beberapa hari lalu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, pelaku sempat ikut salat Isya berjamaah bersama anggota Brimob lainnya. Penyerangan itu diduga telah direncanakan.

"Iya (kemungkinan sudah direncanakan), seperti di Medan, kan survei dulu. Kan bareng orang salat jamaah sampai selesai. Dia sudah lihat-lihat," ujar dia di Kantor Divisi Humas Mabes Polri, Sabtu (1/7/2017).

Namun Rikwanto belum bisa memastikan apakah ada pelaku lain dalam peristiwa penyerangan 2 anggota Brimob. Berdasarkan saksi mata di lokasi, pelaku hanya satu orang dan telah dilumpuhkan hingga tewas lantaran melawan.

Dari motif penyerangan yang dilakukan, polisi menduga pelaku memiliki kaitan dengan kelompok teroris ternama, ISIS. Seperti halnya terduga teroris yang menyerang polisi di Mapolda Sumatera Utara, dia diketahui merupakan simpatisan ISIS.

"Kalau lihat cara melakukannya, kemungkinan besar sama yang di Medan dan tempat lain yang menyasar polisi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Sebelumnya, seorang pria tidak dikenal diduga bernama Mulyadi menyerang dua anggota Brimob bernama AKP Dede Suhatmi dan Briptu M Syaiful Bakhtiar usai salat Isya di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan pada Jumat malam 30 Juni 2017 sekitar pukul 19.40 WIB.

Mulyadi tewas ditembak petugas lantaran tidak terlihat akan menyerahkan diri usai melukai kedua anggota Brimob itu. Dalam KTP yang ditemukan, Mulyadi tercatat sebagai mahasiswa dengan alamat Pagaulan, RT 012, RW 005, Kelurahan Suka Resmi, Kecamatan Cikarang Selatan, Bekasi, Jawa Barat.

 

 

Saksikan video di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.