Sukses

Kisah Alquran Mini Berusia 500 Tahun di Bogor

Menurut KH Tubagus Muhammad Tamyiz, kitab suci Alquran itu dibuat oleh Pangeran Wijayakusuma, anak Sunan Gunung Jati, 500 tahun lalu.

Liputan6.com, Bogor - Alquran merupakan mukjizat yang diturunkan Allah SWT untuk umat Islam. Oleh karena itu, Alquran menjadi istimewa bagi umat Islam. Namun, keistimewaan Alquran tidak hanya dari kandungan atau isinya, tapi juga bentuk dan ukurannya.

Salah satu Alquran yang sangat istimewa dari segi bentuk adalah milik KH Tubagus Muhammad Tamyiz. Warga Kampung Parakan Kembang, Desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor ini memiliki Alquran mini dengan ukuran 10 mm x 10 mm.

Seluruh aksaranya ditulis tangan menggunakan tinta emas dan ditulis di atas lembaran kulit kayu. Tak hanya itu, keistimewaan lain dari Alquran kuno ini adalah usianya yang sudah 500 tahun. Meski usianya sudah lima abad, kondisinya masih baik dan terawat.

Menurut KH Tubagus Muhammad Tamyiz, kitab suci Alquran itu dibuat Pangeran Wijayakusuma, anak Sunan Gunung Jati.

Saat itu, Pangeran Wijayakusuma datang ke Bogor untuk mensyiarkan agama Islam. Saat itu agama masyarakat Bogor masih Hindu, Buddha, dan Sunda Wiwitan.

Alquran setebal 10 mm tersebut kemudian diwariskan kepada buyutnya, dan secara temurun-temurun hingga sampai ke tangan ayah Tamyiz, H. TB Miftahudin, hingga terakhir diwariskan kepadanya.

"Saya diwariskan Alquran ini dari bapak saya sekitar tahun 1990, saat saya mau ke Tanah Suci," kata Tamyiz, Kamis (8/6/2017).

Karena hurufnya yang sangat kecil, tak semua masyarakat mampu membacanya. Namun berbeda dengan Tamyiz, dia mampu membacanya dengan baik.

Karena sering membaca Alquran warisan leluhurnya itu, Tamyiz hafal betul setiap karakter huruf Alquran yang berjumlah 30 juz itu. "Saya sering baca Alquran ini. Apalagi di bulan puasa seperti sekarang," kata Tamyiz.

Agar tidak rusak dan tetap terjaga, Alquran mini tersebut ia simpan di dalam sebuah kotak di rumahnya.

Tamyiz menjelaskan, Alquran mini ini merupakan barang langka yang diinginkan banyak orang. Namun, ia tidak ingin melepas benda berharga tersebut karena warisan dari para leluhurnya.

Terlebih, lanjut Tamyiz, jika Alquran tersebut berpindah tangan ke sembarang orang, akan hilang dengan sendirinya.

"Kalau tidak bersih hati, Alquran ini pasti hilang mendadak tanpa bekas. Ada pula yang tidak bisa membaca ayat atau mendadak hilang ingatan," tutur Tamyiz. "Makanya Alquran ini akan tetap saya jaga, dibaca dan diamalkan," ujar Tamyiz.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.