Sukses

Fahri Hamzah: Mungkin Saya Dianggap Pengurus FPI

Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengundang semua elemen masyarakat termasuk organisasi kepemudaan untuk membicarakan kedatangan Fahri.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, penolakannya oleh massa saat kunjungan kerja di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, kemungkinan karena ada yang menganggapnya sebagai pengurus Front Pembela Islam (FPI) dan menganggap masih suasana Pilkada 2017.

"Saya anggap ini masih suasana pilkada. Ada teman-teman yang masih merasa tidak terima akhirnya itulah yang terjadi, seolah saya datang sebagai pengurus FPI. Saya tidak pernah menjadi pengurus FPI, bagaimana mau melantik FPI, karena itu yang dikembang-kembangkan," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (15/5/217).

Dia juga menyayangkan massa pendemo yang menolaknya di Sulut, karena tidak berdasarkan alasan yang jelas. Padahal, malam sebelum kedatangan, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengundang semua elemen masyarakat termasuk organisasi kepemudaan untuk membicarakan kedatangannya.

"Yang kedua, sangat disayangkan frame tidak jelas, apa sih masalahnya. Waktu di lapangan saya dengar dari Pak Gubernur karena ada kontak sebelumnya, sebenarnya itu nggak ada, adanya di medsos. Bahkan malamnya saya dan Pak Gubernur mengundang elemen OKP. Justru teman-teman OKP (Organisasi Kepemasyarakatan dan Pemuda)niat mau hadir dan dialog dengan saya di kantor Gubernur," beber Fahri Hamzah.

Dia mengatakan, massa yang menolaknya bukan dari bagian OKP. Bahkan saat akan turun dari pesawat di Bandara Sam Ratulangi, ia dijemput Wakil Gubernur Sulut dan diberi tahu ada massa yang menolak kedatangannya.

Fahri Hamzah mendapat penolakan dari ribuan warga di Manado, Sulawesi Utara. Massa yang diperkirakan berjumlah 2.000-an ini menolak kedatangan Fahri di Bandara Sam Ratulangi dan kantor Gubernur Sulut pada Sabtu 13 Mei 2017.

"Massa bergerak karena ada ajakan dari medsos. Mereka menganggap Fahri Hamzah intoleran sehingga dilakukan penolakan," kata Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Utara, Kombes Ibrahim Tompo Purnama, saat dihubungi di Jakarta, Sabtu 13 Mei 2017.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.